Tambah 11 Santri Lagi Beasiswa ke Mesir, Total 1.269 Santri Amanatul Ummah Lolos PTN dan Luar Negeri

Tambah 11 Santri Lagi Beasiswa ke Mesir, Total 1.269 Santri Amanatul Ummah Lolos PTN dan Luar Negeri Ribuan santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur mengaji kitab Mukhtarul Ahadits An-Nabawiyah dan Fathul Qorib yang diasuh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di Masjid Raya KH Abdul Chalim Kembangbelor Pacet Mojokerto, Kamis (20/11/2025) dini hari. Foto: m mas'ud adnan/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ternyata santri Amanatul Ummah yang dapat beasiswa studi ke Mesir bertambah lagi. Sebanyak 11 santri Amanatul Ummah segera berangkat ke negara piramida itu. Berarti jumlah total 1.269 santri Amanatul Ummah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) dan luar negeri (LN). Mereka diterima di ITB, UI, ITS, UGM, Unair, Unhan, IPB, UIN, UB dan perguruan tinggi luar negeri, di Jerman, Mesir, Maroko, Tunisia, Australia, Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Thailand, dan lainnya. Tapi benarkah shalat malam menjadi kendaraan untuk sukses? Di bawah ini BANGSAONLINE menurunkan laporan lengkap M. Mas’ud Adnan yang dimuat HARIAN BANGSA edisi Sabtu, 22 November 2025.

Jarum jam menunjuk angka 2.24 WIB ketika wartawan HARIAN BANGSA tiba di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur, Kamis (20/11/2025)dini hari. Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim sudah bediri tegak di mihrab masjid raya KH Abdul Chalim. Ribuan santri putri dan putra bergegas menuju masjid dua lantai itu. Santri putri naik ke lantai dua, sedangkan santri putra menuju lantai satu.

“Ayo semua berdiri. Ini malam Jumat. Malam dikabulkannya doa kalian,” suara Kiai Asep terdengar lantang. Ribuan santri yang mengenakan seragam putih pun berdiri.

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: mma/bangsaonline

Tepat pukul 2.30 dini hari Kiai Asep mengangkat tangan. Takbiratul ihram. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Surabaya dan Pacet Mojokerto itu memimpin shalat malam 12 rakaat. Enam kali salam.

Banyak santri yang terkantuk-kantuk. Tapi Kiai Asep terus memotivasi. “Kalian hebat, jika bisa menghalau kantuk. Kamu datang ke sini bukan untuk bermalas-malasan,” kata Kiai Asep di sela-sela mimpin shalat.

Agar santri tak ngantuk Kiai Asep melantunkan lagu ciptaannya. Bait lagu itu, antara lain: “Perangi pemuda harapan /Kemalasan yang lekat di badan" dan "Jadikan pemuda harapan /Shalat malam sebagai kendaraan".

Dalam lagu itu, Kiai Asep mengajak perangi kemalasan. Karena kemalasan penyebab kebodohan dan menghancurkan semua harapan.

Ketika shalat malam itu mencapai 12 rakaat dan salam, Kiai Asep mengajak para santri sujud.

“Ayo sujud. Ikuti bacaan saya,” kata Kiai Asep begitu merampungkan shalat malam 12 rakaat.

Setelah ikuti bacaan Kiai Asep, dalam sujud itu pula para santri diminta menyampaikan kekeinginan atau cita-citanya masing-masing.

Kiai Asep cukup lama sujud. Sekitar 20 menit. Alasannya, karena banyak yang ia minta kepada Allah SWT.

Shalat malam 12 rakat itu dipungkasi shalat witir tiga rakat dan dua kali salam. Praktis santri shalat 15 rakaat.

Waktu Subuh tiba. Kiai Asep mengajak santri shalat sunnah fajar dua rakaat. Usai shalat sunnah fajar, Kiai Asep memerintahkan semua santri baca Al Quran. Binadzran, dengan melihat tulisan Al Quran. Bukan hafalan. Semua santri harus pegang Al Quran.

Putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu lalu mengimami shalat Subuh. Usai wiridan, Kiai Asep melanjutkan mengajar kitab Mukhtarul Ahadits An-Nabawiyah dan Fathul Qorib. Kitab Fathul Qorib itu tidak hanya dibaca tapi juga dihafalkan. Kiai Asep minta beberapa santri maju untuk menunjukkan hafalannya.

Kiai Asep mendidik para santrinya lewat proses akademik sekaligus spiritual dan transendental. Hasilnya spektakuler. Tahun 2025 ini sebanyak 1.269 Santri Amanatul Ummah lolos PTN dan Luar Negeri. Mereka diterima di berbagai perguruan tinggi negeri favorit seperti ITB, UI, ITS, UGM, Unair, Unhan, IPB, UIN, UB dan perguruan tinggi negeri lainya.

Santri Amanatul Ummah juga banyak diterima di universitas luar negeri. Antara lain, di Jerman, Mesir, Maroko, Tunisia, Australia, Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Thailand, dan lainnya.

“Sebanyak 65 santri diterima di di kedokteran di Jerman, di China, dan negara lainnya. Juga di kedokteran Unair, UIN, dan UI. Santri Amanatul Ummah yang diterima di Unhan 10 orang, 6 di antaranya di kedokteran,” tutur Kiai Asep.

Hebatnya lagi, santri Amanatul Ummah yang dapat beasiswa ke Mesir bertambah lagi tahun ini.

“Kita kan punya mu’adalah. Sebanyak 11 santri Amanatul Ummah Surabaya dapat beasiswa ke Mesir. Mereka itu santri bimbingan Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk,” tutur Kiai Asep. Syaikh Mabruk adalah ulama dari Universitas Al Azhar Mesir yang bertugas mengajar di Amanatul Ummah Surabaya.

Menurut Kiai Asep, 11 santri itu dapat beasiswa dari Kedutaan Mesir. “Enam santri untuk kuliah di Universitas Al Azhar. Sedang yang lima santri melanjutkan sekolah Aliyah atau SMA di Mesir. Mereka ini lulusan Tsanawiyah,” tutur putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU itu.

Mereka adalah Salwa Salsabila Mutmainah, Amalia Bilqis, Nabilla Ramadani, Alfiyatinnisa Ikaputri Ishaq, Imam Muhajirin Fatahillah Emha, dan Ibda Maulana Najib

Sedangkan yang diterima di Madrasah Aliyah adalah Aliyah Jihan Maghfiroh, Shabrina Athjfa Azalia, Nailah Lutfiana Qurani, Mohamma Irsyadul Ibad, dan Muhammad Salman Alfarisi

Seperti diberitakan HARIAN BANGSA, semula sebanyak 1.258 santri Amanatul Ummah lolos di PTN dan luar negeri. Nah, dengan tambahan 11 santri yang dapat beasiswa ke Mesir itu, total 1.269 Santri Amanatul Ummah lolos PTN dan luar negeri.

Pantauan HARIAN BANGSA, diantara santri yang diterima di program studi kedokteran luar negeri adalah Chayara Alima Refefa. Ia diterima di Charite Medical University of Berlin Jerman. Selain Chayara juga Mutya Putri. Ia diterima di Zunyi Medical University China.

Tahun2026, Kiai Asep menargetkan 100 santri Amanatul Ummah lolos di Kedokteran. Kiai Asep juga menargetkan 40 santri Amanatul Ummah lolos Akmil, Akpol, AAL dan AAU. “Kita harus mencetak calon jenderal,” katanya.

Turun dari masjid Kiai Asep sarapan bersama para tamu di kediamannya. Hanya sebentar. Kiai Asep lalu mengajar kitab para siswa-siswi SMA Unggulan Bebasis Pesantren. Siswa-siswi SMAU BP ini banyak hafal Al Quran. Dan merupakan unit termuda di Amanatul Ummah.

Kiai Asep kemudian mengajak HARIAN BANGSA menyaksikan pembangunan infrastuktur pesantren. Diantaranya GOR (Gelanggang Olahraga). “Ini luasnya 30 meter kali 52 meter persegi,” kata kiai miliarder tapi dermawan itu. Menurut dia, sekitar dua bulan lagi GOR itu selesai.

Kiai Asep juga mengajak HARIAN BANGSA menyaksikan proses pembangunan auditorium, ruang kuliah dan asrama putri mahasiswi asing Universitas KH Abdul Chalim (UAC).

“Luasnya 12.000 meter persegi,” tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu. Gedung ini sebagai syarat UAC menjadi perguruan tinggi internasional. Karena itu dilengkapi lift.

“Dibangun tiga lantai. Biayanya Rp 100 miliar,” tambah Kiai Asep yang pada Agustus 2025 mendapat penghargaan Maha Putra Nararya dari Presiden Prabowo Subianto.