"Lalu menanggulangi kecacingan, memberikan imunisasi dasar lengkap. Selain itu memperbaiki sanitasi juga penting yakni akses terhadap air bersih dan selalu menggunakan jamban sehat," paparnya menambahkan.
Saat kampanye, Dinkes Kota Kediri juga membagikan mini parsel yang berisi aneka buah dan telur, sebagai bentuk contoh kepada masyarakat supaya selalu melengkapi gizi seimbang.
Setelah dari Bundaran Sekartaji, setiap tim dari puskesmas akan meneruskan misi kampanye dan sosialisasi pencegahan stunting kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Kota Kediri tahun 2022 sebesar 14,3 persen. Sementara target penurunan stunting nasional tahun 2024 adalah 14 persen berdasarkan perpres No. 72 Tahun 2021.
“Di Kota Kediri tahun 2023 ini ditargetkan prevalensi stunting turun di angka 11,48 persen dan tahun 2024 menjadi 9,2 persen, hasil kesepakatan Rakortek Renbang TPPS tahun 2022. Kami akan terus berupaya supaya nantinya wilayah Kota Kediri targetnya dapat zero stunting,” kata Fauzan.
Sementara itu, sebaran kasus stunting di Kota Kediri didominasi oleh wilayah Kecamatan Kota sebesar 41,1 persen (381 balita stunting), disusul Kecamatan Pesantren senilai 33 persen (306 balita stunting), dan terakhir Kecamatan Mojoroto sebesar 25,9 persen (240 balita stunting) total 927 balita. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News