Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
60. Fatawallaa fir’awnu fajama’a kaydahu tsumma ataa
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Maka, Fir‘aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya. Kemudian, dia datang kembali (pada waktu dan tempat yang disepakati).
61. Qaala lahum muusaa waylakum laa taftaruu ‘alaa allaahi kadziban fayushitakum bi’adzaabin waqad khaaba mani iftaraa
Musa berkata kepada mereka (para penyihir), “Celakalah kamu! Janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu dengan azab. Sungguh rugi orang yang mengada-adakan kedustaan.”
62. Fatanaaza’uu amrahum baynahum wa-asarruu alnnajwaa
Mereka berbantah-bantahan tentang urusannya dan merahasiakan percakapannya.
TAFSIR AKTUAL