GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua DPD Golkar Gresik, Andi Fajar Yulianto menyatakan bahwa beredar kabar yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) berpotensi mengabulkan permohonan sistem Pemilu 2024 dengan model proporsional tertutup.
"Kasak kusuknya yang kami dengar seperti itu. Pemilu 2024 dengan sistem proporsional tertutup," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (9/4/2023).
Baca Juga: Musda Golkar Gresik, Sarmuji: Tunggu Juklak dari DPP
Menurut dia, dapat dirasakan bahwa, sistem Pemilu Proposional Terbuka yang telah berjalan selama ini berdampak dengan model ketergantungan pada figur personalisasi yang punya kekuatan finasial pribadi (candidate centered), sampai kekuatan figur anggota dewan memberangus nama besar partai politik.
"Setelah terpilih, angggota legislatif cenderung sebatas memperjuangkan konstituennya dari pada membesarkan partainya," ungkap Direktur YLBH Fajar Trilaksan (FT) ini.
Ia lantas menyampaikan bahwa, Pemilu Proposional Tertutup dalam rangka upaya menemukan kembali jati diri Partai Politik berkulitas dalam rangka pelaksanaan demokrasi pancasila.
Baca Juga: Kunjungi Pasangan Yani-Alif, Sekjen DPP Golkar Optimis Menang 95 Persen
"Jka benar-benar terbukti MK ketok palu Mengabulkan Pemilu 2024 Proporsional Tertutup, maka akan ada kelebihan bagi kami. Partai Politik yang mapan dan siap kader, seperti Golkar," tuturnya.
Sehingga, kata ia, partai sebagai gerakan massa akan menjadi terbrandid lebih kuat, partai sebagai wadah kaderasasi juga akan mampu membantu peningkatan kualitas, dan kader-kader yang lahir dari proses dan mekanisme diklat kader di internal partai walaupun tidak punya kemampuan finansial, dapat terhargai.
"Mereka punya kesempatan untuk duduk sebagai duta partai dalam parlemen sesuai kapasitas, kompetensi dan proporsinya," terangnya.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Selanjutnya, tambah ia, melalui partai akan mampu menampilkan keterwakilan perempuan di parlemen sesuai kualitas kader partai, roh dan semangat ciri demokrasi pancasila sila ke-4.
"Sehingga, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, akan benar- benar membumi kembali. Artinya, filosofi keterwakilan dengan filosofi musyawarah demi utamakan semangat persatuan dan kesatuan akan terlahir kembali," tutup Fajar. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News