KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Setiap bulan Ramadhan, lebih-lebih bila cuaca sedang baik-baik saja, kawasan Simpang Lima Gumul di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, selalu didatangi warga untuk ngabuburit. Terutama di lingkaran Monumen SLG.
Ngabuburit (kegiatan menunggu adzan magrib menjelang berbuka puasa) sudah menjadi tren bagi sebagian warga, terutama anak muda untuk menunggu datangnya berbuka puasa.
Baca Juga: Tangani Permukiman Kumuh, Dhito Janji Lakukan Terobosan Baru, Gaet Pihak Swasta
Adi, salah satu warga yang mengaku dari Pare, mengatakan kawasan Simpang Lima Gumul memang sangat cocok untuk dijadikan tempat ngabuburit.
"Sebenarnya tidak hanya kawasan SLG saja yang bisa dijadikan tempat untuk ngabuburit. Tapi kayaknya kawasan SLG memang punya saya tarik tersendiri. Mungkin karena ada monumen yang mirip monumen yang ada di Paris, Prancis ini," kata Adi, Minggu (9/4/2023) sore.
Menurut Adi, selain ada monumen, di kawasan SLG juga terdapat taman hijau, kawasan kuliner berbagai macam makanan dan minuman.
Baca Juga: Nanas Kediri Kini Sudah Jadi Minuman Khas, Dhito Dorong segera Urus Izin BPOM
"Kami sekeluarga sering menghabiskan waktu untuk menunggu datangnya berbuka puasa di kawasan Monumen Simpang Lima Gumul. Tapi kadang juga ngabuburitnya dekat rumah saja, yaitu di taman dekat Masjid Agung Pare," ujar Adi.
Seperti diketahui, Pemkab Kediri Sabtu (25/3/2023) lalu telah melaunching tagline dan branding baru untuk Kabupaten Kediri. Yaitu dari Kediri Lagi, menjadi Kediri Berbudaya. Tulisan Kediri Berbudaya kini terpampang di tugu di sebelah barat Monumen SLG (Simpang Lima Gumul).
Alasan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengganti destination branding jadi Kediri Berbudaya itu, karena berbudaya merujuk pada akal dan budi pekerti yang maju.
Baca Juga: Karyawan Pabrik Sebut Program Dhito Beri Manfaat Bagi Masyarakat Kecil
“Yang tadinya (tagline) Kediri Lagi, menjadi Kediri Berbudaya,” tutur bupati yang juga Putra Menseskab Pramono Anung itu saat melaunching tagline baru di acara puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1219, 25 Maret 2023.
Dhito menyebutkan perubahan tagline destination branding ini didasari kekayan budaya di Kabupaten Kediri. Selain itu, Kediri ini juga dianggap menjadi ibunya peradaban di Indonesia.
Sehingga, tagline Kediri Berbudaya dinilai cocok dengan kondisi dan potensi dari kabupaten yang berpenduduk lebih dari 1,5 juta jiwa itu.
Baca Juga: Dukungan Pasangan Dhito-Dewi di Pilkada Kediri, Pemuda NU Beri Penjelasan
“Berbudaya itu didasari dari banyaknya peninggalan sejarah. Kurang lebih 509 peninggalan sejarah, situs, arca,” kata bupati muda yang gemar mengendari vespa itu. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News