SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan ada kenaikan kasus sifilis hingga 70 persen di Indonesia.
Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, menyebutkan bahwa kasus sifilis meningkat hampir 70 persen ini dihitung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yakni 2018 hingga 2022 kemarin.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Sifilis atau disebut juga penyakit raja singa merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.
Idham Choliq selaku Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengatakan terdapat efek kesehatan yang serius dari sifilis jika tanpa pengobatan yang memadai.
Jika tidak diobati, penyakit sifilis dapat merusak otak, jantung, atau organ lainnya dan mengancam jiwa.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Idham juga mengatakan, penyakit sifilis dapat menyebar. Orang hamil dengan sifilis juga dapat menularkan infeksi kepada anaknya yang belum lahir.
"Waktu rata-rata antara tertular sifilis dan awal gejala pertama adalah 21 hari. Namun, ini dapat berkisar dari 10 hingga 90 hari," ujar Idham.
Idham memberikan tips untuk mencegah sifilis, yaitu pertama; setia dengan satu pasangan atau monogami.
Baca Juga: Resep Bubur Kacang Hijau Ketan Hitam Gurih dan Praktis
Idham menegaskan menjalin hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak menderita sifilis merupakan satu-satunya cara untuk mencegah sifilis.
Kedua; menghindari hubungan dengan penderita sifilis. Menghindari sifilis dapat dilakukan dengan tidak melakukan hubungan seks vaginal, oral, atau anal dengan penderita sifilis.
(ans)
Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Menurunkan Gula Darah dengan Cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News