Selanjutnya, dari analisanya Kabupaten Tuban memiliki potensi disusupi radikalisme dan terorisme. Sebab, adanya perusahaan-perusahaan besar di Tuban didatangi orang-orang dari luar Tuban.
"Dari situ bisa kami tengarai, sehingga teman-teman pimpinan perguruan tinggi berkomitmen untuk mencegah itu," ucapnya.
Disisi lain, jika berdasarkan rekomendasi bersama jika ditemukan mahasiswa atau masyarakat umum terpapar, maka IIKNU telah menyiapkan klinik sebagai tempat untuk menangani. Di klinik tersebut sudah ada alat untuk mendeteksi seseorang terpapar radikalisme atau terorisme.
"Kampus kami ada psikolog dan ahli jiwa. Jika ke depan perkembangannya memang diperlukan, maka kami bersama Polres, Kodim dan Pemkab harus duduk bersama menangani ini, itu kewajiban kita," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Tuban, AKBP Suryono selaku keynote speaker dalam kegiatan itu mengapresiasi terlaksananya seminar dan deklarasi kampus anti radikalisme dan terorisme di Kabupaten Tuban khususnya kalangan akademisi dan mahasiswa.
"IIKNU Tuban termasuk salah satu di Indonesia yang sudah melaksanakan kegiatan pencegahan intoleran, radikalisme dan terorisme," ujar mantan Kapolres Madiun Kota itu.
Kata dia, kegiatan ini dapat menjadi titik tangkal anak bangsa bahu membahu mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme di Indonesia khususnya di Kabupaten Tuban. Meski selama ini pantauan Polres belum ada laporan yang terpapar.
"Semoga dengan kegiatan ini tidak ada intoleran, radikalisme dan terorisme di Kabupaten Tuban," harapnya. (wan/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News