
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Puluhan aktivis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bangkalan menggeruduk kantor dinas pendidikan (disdik) setempat. Mereka, memprotes kebijakan sejumlah sekolah yang mematok harga atribut yang dinilai terlalu mahal.
Ketua PC PMII Bangkalan, Samsul Hadi, mengaku menerima sejumlah aduan dari wali murid yang kecewa dengan kebijakan sekolah karena mematok harga fantastis. Aduan yang datang padanya mulai dari tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), maupun sekolah menengah atas (SMA) sederajat.
Baca Juga: Viral! Terekam Dugaan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Aniaya Pacar di Sekitar Kampus
"Salah satu aduan yang datang ke kami di SMK Tanjung Bumi. Mereka mematok harga Rp1,5 juta untuk pembelian atribut sekolah. Selain itu, di SMA dan SMP Arosbaya mematok harga yang sama," ungkapnya saat orasi, Kamis (20/7/2023).
Menurutnya, harga itu terkesan tidak masuk akal dan terkesan pungli yang dikemas dengan pemesanan seragam dengan memanfaatkan momentum penerimaan peserta didik baru (PPDB).
"Siswa diwajibkan membeli pada koperasi sekolah, biayanya Rp1,5 juta hanya mendapatkan kain batik, kain rok, kaos kaki, kerudung, ikat pinggang, dan baju olahraga. Jika dihitung, harga tersebut selisihnya sangat jauh dari harga pasaran. Hal ini sangat memberatkan orang tua siswa," terangnya.
Baca Juga: BNN Jatim Gagalkan Pengiriman 10 Kg Sabu Via Jembatan Suramadu
Sementara itu, Plt Kadisdik Bangkalan, Agus Sugianto Zain, berjanji akan menindaklanjuti tuntutan PMII.
"Kami akan segera melakukan rapat evaluasi, bagaimana nanti solusinya. Jika memang nanti terdapat pelanggaran, maka tidak boleh diteruskan," jelasnya.
Menurutnya, polemik jual beli seragam sekolah tersebut menjadi dilema bagi sekolah ataupun bagi siswa. "Karena jika tidak berseragam ataupun seragamnya beda dengan teman sekolahnya, maka akan terjadi kesenjangan. Yang jelas tetap akan kami evaluasi," ujarnya.
Baca Juga: Maling Sapi Ditangkap saat Jual Hasil Curian
Sedangkan Kepala Disdik Jatim Cabang Bangkalan, Pinky Hidayati, mangatakan bahwa jauh sebelum dimulainya PPDB pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan kepala sekolah se-Bangkalan.
Hasil pertemuan itu menyepakati tidak ada kewajiban pembelian seragam di sekolah ataupun koperasi sekolah.
"Semua kepala sekolah sudah duduk bersama, sudah sepakat bahwa tidak ada kewajiban membeli seragam di sekolah. Seragam wajib, siswa bisa membeli di mana saja. Kalau seperti seragam khusus dan olahraga, kan hanya koperasi sekolah yang menyediakan," tutupnya. (fat/uzi/rev)
Baca Juga: Tuntut Naik Gaji dan Diangkat PPPK, Honorer di Bangkalan Demo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News