KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri akan menggelar jamasan pusaka pada Bulan Suro tahun ini. Ritual jamasan akan dilaksanakan pada Jumat Pahing 17 Suro 1445 atau 4 Agustus 2023 di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Yang istimewa, dalam ritual jamasan tersebut dua pusaka Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno atau yang akrab disapa Bung Karno akan ikut dijamas. Ia pernah menyebut bahwa dua pusaka tombak dan keris itu bernama Kiai Gadakan yang diperoleh saat mengadakan kunjungan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Ketua Harian Situs Ndalem Persada Sukarno Kediri, Kushartono, menganggap pusaka itu adalah simbol jati diri, kemulyaan dan keluhuran budi bangsa Indonesia. Untuk itu, ia berharap pusaka harus benar-benar dirawat agar bangsa ini tidak kehilangan jatidirinya.
“Bagi kami pusaka itu adalah simbol, simbol jati diri, kemulyaan dan keluhuran budi bangsa Indonesia. Kalau bangsa ini sudah tidak lagi perduli dan merawat pusaka budaya bangsa, bagi kami ini tanda-tanda kurang baik, karena kita bisa kehilangan jati diri," ujarnya, Rabu (2/8/2023).
Untuk itu, lanjut dia, dengan jamasan pusaka Presiden Soekarno dan dibuka untuk umum ini, sebenarnya pihaknya ingin mengingatkan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia ini punya ‘pusaka’ sakti, mari dirawat, dijaga dan angan sampai kehilangan.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
"Para pendahulu pernah berwasiat bahwa pusaka yang paling sakti, bukanlah tombak, pedang ataupun keris tapi jati diri. Jadi pusaka yang paling ampuh, paling hebat untuk menghadapi apapun, dalam situasi bagaimanapun, dimanapun, dan kapanpun adalah pusaka jatidiri," paparnya.
Dengan pusaka jatidiri tersebut, lanjut dia lagi, termasuk untuk selamat dari bahaya globalisasi, moderenisasi, perang froxy, adu domba, hoax dan perang apapun yang utama adalah pusaka jati diri bangsa Indonesia yang harus dipegang teguh dan dirawat.
"Semoga dengan jamasan dua pusaka Presinden RI di bulan Suro ini kita bisa pengingat dan kita sadar betapa pentingnya merawat pusaka leluhur. Termasuk pusaka warisan para pendiri bangsa, seperti pusaka sang merah putih, Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan lain-lian, agar bangsa ini tidak kehilangan jati diri,” pungkasnya.
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
Sementara, RM. Kuswartono, Ketua Yayasan Pandji Saputro Ndalem Pojok, menjelaskan, bahwa Pusaka Kiai Gadakan tersebut adalah pemberian seorang Kepala Desa di Grobogan saat Presiden Soekarno bersama Eyang (Kakek), mengadakan kunjungan pemberantasan buta huruf disana.
"Kemudian Presiden Soekarno meminta untuk disimpan di Ndalem Pojok. Kami sendiri tidak tahu mengapa harus disimpan disini,”katanya.
Sedangkan, Jeje salah seorang panitia dari pengurus Pasak Kediri, menambahkan bahwa ritual jamasan pusaka milik Presiden RI ini terbuka untuk umum, masyarakat yang memiliki pusaka peninggalan leluhur bisa ikut jamasan bersama pusaka Presiden RI pertama ini.
Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa
“Ritual Jamasan ini sakral, tidak sembarang orang boleh hadir. Kami akan memberikan penghormatan kepada orang-orang yang punya pusaka seperti keris, tombak, pedang belati dan lain-lain dan mencintai pusaka. Jadi yang hadir harus membawa pusaka, karena ini sebenarnya bukan tontonan tapi lebih kepada ritual doa agar hidup kita, keluarga kita, bangsa dan negara kita senantiasa diberkahi Gusti Alloh,”ujar Jeje. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News