NGAWI, BANGSAONLINE.com - Kapolres Ngawi, AKBP. Argowiyono bersama Kapolsek Karangjati, AKP Agus Andi, bersama pejabat utama dan Bhabinkamtibmas serta warga Desa Jatipuro, melakukan gropyokan tikus bersama para petani di area persawahan, Minggu (3/9/2023).
Selain itu, mereka juga mensosialisasikan kepada para petani dalam pengendalian hama tikus dengan menggunakan cara yang aman dan tidak memakai jebakan beraliran listrik.
Baca Juga: Hampir Seluruh Logistik Kebutuhan Pilkada Serentak Tiba di Gudang KPU Ngawi
"Kami lakukan pengendalian hama tikus di area sawah bersama para petani dengan cara gropyok tikus, demi amannya tanaman padi di sawah dari gangguan tikus," jelas Kapolres Ngawi.
Ia juga mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan Bhayangkara Pendamping Penjagaan Pertanian Ramah Lingkungan (Bhatarling) dalam ketahanan dan keamanan pangan, agar tetap terjaga.
Dengan bhatarling yang merupakan garda terdepan dalam mensosialisasikan penanganan hama tikus yang aman.
Baca Juga: Kapolres Ngawi Lantik AKP Karno Sebagai Kapolsek Kedunggalar
"Tarling lebih dioptimalkan kembali agar swasembada, kemandirian dan ketahanan serta keamanan pangan lebih meningkat," tegasnya.
Selain menyarankan menggunakan pupuk organik, gropyokan hama tikus bertujuan untuk meningkatkan swasembada pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan dan keamanan pangan.
Argo juga mengingatkan, bahwa jebakan tikus yang dipasang menggunakan aliran listrik di sawah, dapat membahayakan orang lain, sehingga gropyokan atau menangkap bersama-sama pada sarangnya adalah cara efektif untuk menangkap tikus.
Baca Juga: Polres Ngawi Terima Bantuan Motor Dukung Pemilu Damai 2024
"Ya, benar saat ini para petani sudah mulai tanam padi kembali, dan kami mengingatkan lagi agar tidak ada petani yang pasang jebakan tikus pakai aliran listrik, sebab itu berbahaya. Gropyok tikus pada sarangnya di sawah cukup efektif, terbukti ratusan tikus yang berhasil ditangkap," terangnya.
Menurutnya, sosialisasi kepada para petani terkait pemberantasan hama tikus di sawah secara aman, akan terus dilakukan. Tujuannya, agar para petani tidak menggunakan jebakan listrik yang dapat membahayakan orang.
"Kita akan selalu mengontrol di sawah apakah ada jaringan listrik untuk jebakan tikus atau tidak, karena berbahaya," tandasnya.
Baca Juga: Sambut Hari Jadi Polwan ke-76 Dan HKGB ke-72, Polres Ngawi Gelar Olah Raga Bersama
Argo juga meminta kepada para petani, agar menggunakan cara yang lebih aman , seperti gropyok, pengasapan, pasang racun atau cara lain sebagaimana petunjuk Petugas Penyuluhan Pertanian.
"Semoga dengan terjun langsung di sawah dan memberikan imbauan ini, para petani dapat memahami bahayanya jika dilakukan pemasangan jebakan tikus beraliran listrik, kemudian beralih menggunakan cara lain yang lebih aman dan tidak membahayakan jiwa para petani dan orang lain," tuturnya.
Sementara itu, Sardi (56), salah seorang petani yang turut serta dalam kegiatan itu mengatakan, dirinya siap mengikuti imbauan dari petugas untuk tidak memasang jebatan tukus yang diberi aliran listrik.
Baca Juga: 48 Anggota Polres Ngawi Terima Penghargaan
"Alhamdulillah, para petani di sini tidak ada yang menggunakan aliran listrik sebagai jebakan tikus. Matur suwun pak Polres," ungkap Sardi.
Pemberantasan hama tikus yang dilakukan oleh Polres Ngawi bersama warga itu, dilakukan secara rutin saat musim pemeliharaan padi.
Dengan keikutsertaan dalam kegiatan ini, menurutnya bentuk keaktifan dan kepedulian polisi kepada masyarakat, khususnya para petani dalam mewujudkan Program Kapolri menjadi Polisi yang dicintai masyarakat. (nal/sis)
Baca Juga: Pastikan Kesiapan Pengamanan Pilkada 2024, Polres Ngawi Gelar Sispamkota
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News