BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Berawal dari keinginannya untuk menjadi orang yang bermanfaat di lingkungannya, Imam Mukhlas, pemuda 35 tahun warga Dusun Soko, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro tergerak hatinya untuk memunguti sampah plastik dan organik setiap hari. Itu sudah dilakukan sejak 2016.
Sampah-sampah yang dia punguti kemudian dikumpulkan untuk dipilah, antara sampah plastik dan organik. Selanjutnya sampah plastik diolah menjadi Bahan Bakar Alternatif (BBA), sampah organik menjadi pakan maggot BSF dan lele, serta yang tidak bisa diolah dijual di tukang rongsok.
"Niat awalnya adalah bagaimana menjadi orang yang bermanfaat. Selain itu kami prihatinan terhadap banyaknya sampah di sekitar rumah," kata Mukhlas, sapaan akrabnya Minggu, (24/9/2023).
Pemuda yang tinggal di perkampungan jauh dari Kota Bojonegoro itu menceritakan awal kisahnya menjadi duta sampah di Kota Migas akhir-akhir ini. Pada 2016 silam dia mengawali mengumpulkan sampah-sampah di sekitar rumahnya.
"Kemudian berjalan beberapa bulan, kami kok merasa berhasil. Artinya sampah saja jika dikelola bisa menjadi uang, dari situ kemudian terus kita kembangkan. Kita mengajak beberapa teman kami," ungkapnya.
Pria yang juga mengajar di MA Ngasem Bojonegoro ini selanjutnya membentuk sebuah perkumpulan bernama Bank Sampah Mandiri Keluarga Harapan (BSMKH). Masyarakat semakin antusias dengan perkumpulan ini, tak sedikit pula yang menyetorkan sampah keluarga ke BSMKH.