Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
65. Qaaluu yaa muusaa immaa an tulqiya wa-immaa an nakuuna awwala man alqaa
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Mereka (para penyihir) berkata, “Wahai Musa, apakah engkau yang melemparkan (dahulu) atau kami yang lebih dahulu melemparkannya?”
66. Qaala bal alquu fa-idzaa hibaaluhum wa’ishiyyuhum yukhayyalu ilayhi min sihrihim annahaa tas’aa
Dia (Musa) berkata, “Silakan kamu melemparkan!” Tiba-tiba tali-temali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia (ular-ular itu) merayap cepat karena sihir mereka.
67. Fa-awjasa fii nafsihi khiifatan muusaa
Maka, terlintaslah dalam hati Musa (perasaan) takut.
68. qulnaa laa takhaf innaka anta al-a’laa
Kami berfirman, “Jangan takut! Sesungguhnya engkaulah yang paling unggul.
69. wa-alqi maa fii yamiinika talqaf maa shana’uu innamaa shana’uu kaydu saahirin walaa yuflihu alssaahiru haytsu ataa
Lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya penyihir (belaka). Tidak akan menang penyihir itu, dari mana pun ia datang.”