BPS Catat Inflasi Kota Kediri pada Oktober Sebesar 0,20 Persen di Bawah Inflasi Jatim

BPS Catat Inflasi Kota Kediri pada Oktober Sebesar 0,20 Persen di Bawah Inflasi Jatim Pardjan, Kepala BPS Kota Kediri. Foto: Ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota berhasil menekan laju inflasi pada Oktober 2023. Rilis BPS Kota mencatat, secara month to month (mtm) inflasi Kota pada Oktober cukup terkendali di angka 0,20 persen lebih rendah dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,27 persen.

"Seperti bulan sebelumnya, salah satu pemicu inflasi di Kota disebabkan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau,” jelas Pardjan, Kepala BPS Kota ," ujarnya, Senin (6/11).

Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan

Selain itu Pardjan menyebut, ada sepuluh komoditas lain yang memberi andil terhadap inflasi bulan Oktober di Kota di antaranya beras 0,118%, cabai rawit 0,06%, rokok kretek filter 0,048, bensin 0,039%, bakso siap santap 0,029%, emas perhiasan 0,023%, sate 0,006%, gula pasir 0,06%, semen 0,005% dan ikan lele 0,005%.

Di samping itu terdapat pula sepuluh komoditas penghambat inflasi, di antaranya seperti: bawang merah mengalami deflasi sebesar -0,031%, telur ayam ras deflasi sebesar -0,028%, bawang putih deflasi sebesar -0,018%, daging ayam ras deflasi sebesar -0,01%, jagung manis deflasi sebesar -0,009%, terong deflasi sebesar -0,008%, pengharum cucian atau pelembut deflasi sebesar -0,008%, bahan bakar rumah tangga deflasi sebesar -0,006%, shampo deflasi sebesar -0,006%, dan jeruk deflasi sebesar -0,006%.

Berpijak dari kondisi tersebut, Pardjan menyampaikan beberapa hal yang harus diwaspadai Tim TPID Kota untuk menekan inflasi November mendatang.

Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan

"Yang perlu diwaspadai ialah harga barang-barang yang masih mengalami kenaikan, terutama beras karena memiliki nilai diagram yang tinggi sehingga jika ada gejolak sedikit mempengaruhi andil inflasi yang cukup besar. Selain beras, kenaikan harga cabai rawit beberapa hari terakhir ini juga patut diwaspadai," jelasnya.

Guna menjaga stabilitas harga di bulan berikutnya, Tim TPID Kota dihimbau untuk senantiasa memantau stok dan harga komoditas pangan serta menyiapkan pasokan melalui operasi pasar murah, agar tidak terjadi kenaikan harga.

“Upaya tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan kebutuhan agar inflasi tidak begitu tinggi,” terangnya.

Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa

Sementara dihubungi secara terpisah, Tetuko Erwin Sukarno Kepala Bagian Administrasi Perekonomian selaku Sekretaris TPID Kota menyampaikan bahwa selama Oktober 2023 harga pangan di Kota sedang bergejolak, antara lain beras, cabai rawit dan gula.

Menurutnya, TPID Kota bersama dengan bulog terus melaksanakan operasi pasar dalam rangkaian gerakan pangan murah yang dilakukan setiap Minggu selama Oktober.

Gerakan pasar murah dilaksanakan di lokasi-lokasi kelurahan di tepi dan tengah kota untuk menjangkau seluruh warga, dimana puncaknya digelar di depan Taman Makam Pahlawan pada 16 Oktober yang bertepatan dengan Hari Pangan Nasional.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ke Peserta Uji Kompetensi

Dalam kesempatan tersebut TPID Kota dan DKPP Kota menjual pangan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.

Adapun komoditas yang dijual pada agenda puncak peringatan Hari Pangan Nasional tersebut, lanjut dia, meliputi beras SPHP, beras premium, minyak goreng, tepung terigu, gula, telur, bawang merah, bawang putih, sayur hingga buah yang didapatkan dari bulog, distributor, petani dan peternak langsung, sehingga harganya lebih terjangkau.

Selain itu, pada rentang Minggu ke-2 Oktober, Pemerintah Kota melalui dinsos bekerja sama dengan PT Pos Indonesia menyalurkan bantuan pangan berupa daging ayam dan telur ayam kepada 2.706 keluarga risiko stunting.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tekankan Pentingnya Menjaga Lingkungan Sejak Dini saat World Clean Up Day 2024

Upaya tersebut cukup dapat mengendalikan inflasi, terutama untuk komoditas gula, minyak, telur ayam dan daging ayam, sehingga tidak menjadi 5 besar komponen penyumbang inflasi Kota di Oktober.

"Namun kondisinya tidak demikian dengan beras yang masih menjadi penyumbang inflasi terbesar nomor satu," tutur Erwin.

Beberapa peristiwa yang mempengaruhi inflasi terutama el nino yang masih bertahan di level moderat pada Oktober 2023 mengakibatkan turunnya stok beras. Bulog telah mengguyur pasar-pasar tradisional dengan beras medium di lebih dari 200 outlet pedagang, tetapi kenaikan lebih banyak dipicu konsumsi beras premium yang bahan bakunya sedang sulit didapat bahkan oleh penggilingan beras skala besar sekalipun karena musim panen raya yang telah lewat.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Layanan Informasi Publik, Pemkot Kediri Belajar ke Diskominfo Surabaya

Untuk mencoba mengatasi masalah tersebut, TPID Kota bersama bulog akan membuka toko pengendalian inflasi yang akan menjual beras medium maupun premium dengan harga terjangkau. "Toko ini direncanakan akan dibuka di tiga pasar tradisional yang ada di Kota pada awal November," tutupnya. (uji/git).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO