Kecewa Nepotis, Islah Bahrawi Tuding Jokowi Berperilaku seperti Khalifah

Kecewa Nepotis, Islah Bahrawi Tuding Jokowi Berperilaku seperti Khalifah Islah Bahrawi. Foto: twitter/X

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Makin banyak para pendukung Presiden Joko Widodo yang kecewa. Mereka secara terang-terangan mengaku salah telah mendukung dan memilih Jokowi sebagai presiden. Di antaranya intelektual NU Islah Bahrawi.

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat yang juga Tenaga Ahli Mabes Polri itu menilai Jokowi haus kekuasaan. Islah bahkan menuding Jokowi berprilaku seperti Khalifah.

Baca Juga: Jelang Kongres XVIII Muslimat NU, Khofifah Sampaikan Maaf soal Kepadatan di Kawasan Jatim Expo

“Mengapa kemudian saya kecewa kepada Jokowi? Karena dia berprilaku seperti Khalifah,” tegas Islah Bahrawi dalam postingannya di Instagram yang mendapat komentar ribuan netizen.

Menurut dia, dalam sistem wewenang kepala negara berlaku seumur hidup dan kekuasaan hanya dibatasi oleh kematian. Sehingga Khalifah menjadi absolut, trajektori negara berada di ujung telunjuknya.

“Jadi jangan heran jjika dalam sejarah Khilafah banyak dihiasi brutalitas. Rasa tidak suka rakyatnya pada pemimpinnya, seringkali “diteriakkan” melalui pembunuhan agar terjadi “impeachment” paksa,” tulis Islah Bahrawi.

Baca Juga: Jokowi Disebut Mau Bisnis Rumput Laut, Beberapa Menteri Sering Sowan ke Solo

Kemudian demokrasi hadir. Membatasi masa jabatan pimpinan negara agar tidak terjadi “abuse of power”.

“Dalam demokrasi, suksesi kepemimpinan juga diatur dengan dasar meritokrasi, yakni mempertimbangkan kepatutan dan kemampuan. Bukan melalui jalur genetik atau me seperti halnya dalam kesejarahan atau Mamlakah (kerajaan),” katanya.

Dalam postingannya Islah Bahrawi memasang ilustrasi cukup lucu. 

Baca Juga: Di Hadapan Wapres, Pj Gubernur Jatim Kenalkan Sarpras dan Fasilitas SMAN Olahraga Sidoarjo

Lalu apa bukti Jokowi berprilaku seperti Khalifah? “Disaat dia sedang menjabat presiden, dia memaksakan anaknya menjadi Cawapres berikutnya,” katanya.

Menurut dia, otoritas sebagai kepala negara tidak mustahil dipergunakan untuk memuluskan jalan agar anaknya menjadi penguasa setelah di bergeser. Demokrasi didevaluasi agar kekuasaan tidak menjauh dari telunjuknya.

Ia memberi penekanan penting terhadap prilaku politik Jokowi. “Tolong dicatat: “Anaknya dijadikan Cawapres ketika bapaknya sedang menjabat sebagai presiden!”.

Baca Juga: Rasakan Kemeriahan Imlek, Pj Gubernur Jatim Dampingi Wapres Kunjungi Pasar Atom

“Lalu untuk apa selama ini saya – dan beberapa teman - bersuara lantang meneriakkan “Anti Khilafah” jika ternyata ada seorang presiden berkelakuan seperti Khalifah?,” tanyanya.

“Seorang presiden yang dilahirkan secara demokratis berusaha mengawetkan kekuasaan melalui anaknya dengan memanipulasi konstitusi dan membegal demokrasi?,” tegasnya lagi.

Ia mempersilakan berbeda pandangan. “Silakan Anda berbeda pandangan karena terlanjur memberhalakan Jokowi, tapi buat saya tindakan itu norak dan kampungan. Bapak Presiden yang terhormat itu lupa, dari ruang politik apa dilahirkan dan kemana arah jalan pulang,” katanya. 

Baca Juga: PBNU Bela Jokowi Mati-Matian, Tambang Tak Kunjung Diberikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO