Pembangunan Smelter di Gresik, Adhy: Pastikan Berdampak bagi Usaha Kecil Mikro dan Menengah

Pembangunan Smelter di Gresik, Adhy: Pastikan Berdampak bagi Usaha Kecil Mikro dan Menengah Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono audiensi bersama Vice President Government Relations Jakarta dan Smelter Technical Support Harry Pancasakti. Foto: Ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono audiensi bersama Vice President Government Relations Jakarta dan Smelter Technical Support Harry Pancasakti di Gedung Negara Grahadi, Jumat (23/2/2024). Hasilnya, pembangunan smelter bisa selesai tepat waktu dan segera beroperasi.

"Kepastian Ini penting untuk disampaikan karena keberadaan smelter menciptakan multiplier effect sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat, baik Gresik maupun Jawa Timur," ujar pj. gubernur.

Dijelaskan Adhy Karyono, pembangunan smelter secara kumulatif telah menyerap sekitar 30 ribu orang. Komposisi tenaga kerja pembangunan Smelter secara keseluruhan adalah 99 persen pekerja dari Indonesia, di mana 60 persen di antaranya dari wilayah Jawa Timur.

"Dari segi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), perputaran ekonomi di dalamnya akan besar. Baik pada masa pembangunan smelter yang akan selesai pada Mei 2024 mendatang, maupun ketika beroperasi," katanya.

"Karena UMKM itu persaingan bisnis. Sehingga kita harapkan, UMKM harus menyambutnya dengan penuh persiapan. Saya berharap peluang-peluang UMKM ini diisi oleh masyarakat lokal," terang Adhy.

Sementara itu, Harry Pancasakti mengatakan smelter melibatkan pengusaha lokal Gresik dan Jatim pada proyek konstruksi. Kerja sama dengan pengusaha kecil dan menengah untuk pengadaan barang atau jasa yang non-kritikal.

"Selain itu, keterlibatan perusahaan-perusahaan lokal sebagai kontraktor atau sub-kontraktor pekerjaan konstruksi," ucapnya dalam rilis diterima BANGSAONLINE.com, Sabtu (24/2/2024).

Ditambahkan Harry, pembangunan smelter merupakan mandat izin usaha pertambangan khusus (IUPK) . Per akhir Desember 2023,  telah menanamkan investasi hingga 3,1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp48 triliun.

Smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun. (hud/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO