SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - SMPN 1 Taman, Sidoarjo, mendapat kehormatan menerima kunjungan Sarah Sladen, perwakilan United States Agency for International Development (USAID), Jumat (22/3/2024).
Ia adalah Koordinator Pemuda di USAID yang bertanggung jawab atas kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan partisipasi pemuda dalam layanan, praktik, dan kebijakan yang memengaruhi kehidupan mereka.
Baca Juga: Umsida Bedah Prospek dan Implementasi 14 Program Subandi-Mimik
Berkaitan dengan Sekolah Toleransi di Kota Delta, Sarah menyambut baik upaya yang sudah dilakukan oleh Komunitas BrangWetan yang memilih sasaran generasi muda, khususnya kalangan pelajar SMP.
Pasalnya, generasi muda merupakan usia yang mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Menurut dia, bibit-bibit intoleransi bisa saja tumbuh sejak masa-masa remaja, termasuk di lingkungan sekolah.
"Mengenali berbagai masalah intoleransi hampir ke seluruh bagian dunia, ini merupakan masalah umum yang kita hadapi bersama, tapi kita harus optimis dan percaya bahwa ke depannya pembangunan secara ekonomi, sosial, dan sebagainya akan berjalan seiring kita membangun toleransi secara bersama-sama," kata Sarah.
Baca Juga: Gelar FGD, Umsida Dorong Pemkab Sidoarjo Fasilitasi Perizinan dan Pemasaran Produk UMKM
"Sangat menarik mendengarkan sharing dari adik-adik pelajar tentang hal-hal yang sudah dilakukan, bukan hanya melalui art, jurnalistik bahkan lebih jauh lagi menyebutkan toleransi pada awalnya dipahami sebagai saling menghormati tapi ternyata lebih daripada itu," imbuhnya.
"Butuh kerja sama dari segala pihak untuk benar-benar membangun nilai toleransi khususnya di lingkungan kita, baik pendidik, pelajar, pemerintah pembuat keputusan, masyarakat dan semuanya harus bekerja sama sebagai hal yang baik juga untuk belajar satu sama lain," tuturnya
"Berbagai masalah intoleransi merupakan masalah umum yang kita hadapi bersama yang terjadi di hampir semua dunia. Namun harus optimis dan percaya bahwa kedepannya pembangunan secara ekonomi, sosial dan sebagainya akan berjalan seiring kita membangun toleransi secara bersama-sama," paparnya.
Baca Juga: IIS SMP Progresif Bumi Shalawat Gelar 2 Kegiatan saat Peringati Hari Sumpah Pemuda 2024
" Itu sebabnya kami dari USA benar-benar berpikir untuk melibatkan anak muda untuk bekerja bersama sehingga bisa menetapkan sebuah prioritas dan mencapai skala yang lebih besar dan mencapai outcome-outcomr yang lebih baik kedepannya," ujarnya.
"Toleransi merupakan sebuah pembelajarannya selama bertahun-tahun bekerja dalam keterlibatan di proyek ini. Sangat senang sekali bisa mendengar dan belajar dari kita semua, sehingga kita dapat membuat asesmen lebih lanjut dengan langkah-langkah kedepan," pungkasnya
Ia menegaskan, segala permasalahan mengenai intoleran baik di masyarakat atau lingkungan pemerintah dapat diprotes namun tidak dengan memakai kekerasan, tapi dengan memakai cara-cara lain yang lebih komunikatif yang bisa menyampaikan aspirasi.
Baca Juga: Bhabinkamtibmas dan Babinsa Rejeni Jadi Pembina Upacara di SMK Islam Krembung
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Taman, Masroh Hidajati, menyampaikan bahwa agenda ini merupakan dialog bahwa pihaknya menerima kemitraan dengan BrangWetan mengenai seberapa jauh aksi nyata yang telah dilaksanakan di sekolah.
Ia turut mengapresiasi kedatangan pihak USAID yang mempunyai antusias tinggi terhadap sekolah toleransi SMPN 1 Taman Sidoarjo.
" Mereka sangat senang dan merasa bangga bahwa anak-anak seusia SMP ini sudah berani menyampaikan gagasan, ide-ide juga pendapatnya dan terlihat gembira mengikuti program sekolah toleransi disini," ujarnya.
Baca Juga: Diskusi Khofifah Bersama Dubes Amerika, Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Kesehatan
Hal tersebut karena dilibatkannya para murid sebagai Duta dan Satgas Toleransi dimana mereka dapat membantu teman yang lain ketika mengalami kesulitan adanya miskomunikasi dengan temannya.
" Mereka mempunyai ruang persahabatan, punya Kotak Harapan yang memuat saran dan harapan anak-anak ketika mereka mengalami intoleransi dari temannya sehingga ketika masuk ke Ruang Harapan menemukan solusi dari Duta dan Satgas Toleransi," tutur Masroh.
Ia berharap, SMPN 1 Taman sebagai sekolah toleransi terus berkomitmen sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan mendapat dukungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo serta dapat sebagai masukan bagi kurikulum satuan pendidikan untuk terus ditindaklanjuti.
Baca Juga: Antusias Masyarakat Tinggi, Plt Bupati Sidoarjo Bakal Tambah Kuota Beasiswa Pendidikan
SMPN 1 Taman sebagai salah satu dari lima sekolah target program Komunitas BrangWetan "Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) II" pada tahun 2022-2023 yang mendapat dukungan dari Harmoni dan bantuan dari BrangWetan, secara resmi ditetapkan sebagai Sekolah Toleransi pada tahun 2022, dan menerima pengakuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, selain itu juga telah menjadi role model untuk membentuk lingkungan toleransi, keragaman, dan inklusi di Sidoarjo.
Sedangkan Harmoni adalah sebuah program yang berpusat di Jakarta yang dimulai pada Juli 2018 untuk meningkatkan ketahanan masyarakat Indonesia terhadap intoleransi dan bullying dengan tujuan memberdayakan masyarakat sipil dan pemerintah untuk secara mandiri mengatasi masalah tersebut.
Harmoni bermitra dengan Komunitas Seni Budaya BrangWetan dalam menjalin kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo dalam menerapkan alat dan proses yang telah dikembangkan dengan fokus pada perlindungan siswa SMP dari bahaya intoleransi dan VE di lingkungan sekolah.
Baca Juga: Kenalkan Kehidupan Kampus, Unusida Gelar PKKMB untuk Mahasiswa Baru
Sedangkan inisiatif dalam program Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) BrangWetan dimulai tahun 2020-2022, dengan dukungan Harmoni, berfokus pada pengembangan Sekolah Toleransi yang diterima oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, membantu lima SMP dan lima SMA/MA menjadi laboratorium Sekolah Toleransi.
Program ini juga dimaksudkan meningkatkan kapasitas guru, siswa, dan kelompok pemuda untuk mempromosikan toleransi melalui berbagai cara, dan membangun pemahaman dan komitmen para pemangku pendidikan untuk menjaga dan memperluas Sekolah Toleransi.
Pada tahapan kedua, tahun 2022 - 2023 program CBCTA-II difokuskan kepada 3 SMP, 1 SMA, dan 1 MA, termasuk SMPN 1 Taman, yang kemudian berhasil mendeklarasikan diri sebagai Sekolah Toleransi pada tahun 2022 dan 2023. Bersama dengan SMPN 1 Waru, SMPN 1 Gedangan, SMAN 1 Gedangan, dan MA Nurul Huda Sedati, lima sekolah tersebut telah menjadi model dalam membentuk lingkungan toleransi, keberagaman, dan inklusi di Sidoarjo.
Baca Juga: Menteri AHY dan Direktur USAID Gelar Pertemuan Bahas Bahas Kerja Sama Soal Pertanahan
Atas keberhasilan pelaksanaan program tersebut di atas maka tahun 2023 - 2024 Komunitas BrangWetan mendapat kepercayaan untuk memperluas program pembangunan toleransi ke 50 SMP di Kabupaten Sidoarjo, guna mendukung mereka untuk secara resmi berkomitmen dan mendapatkan pengakuan sebagai Sekolah Toleransi.(cat/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News