JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Sebanyak 16 penyair dari seluruh tanah air akan menyemarakkan Festival Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur pada Jumat, 3 Mei 2024 mendatang. Termasuk penyair kondang D. Zawawi Imron dari Sumenep Madura. Penyair celurit emas itu akan membacakan puisi bersama 15 penyair lainnya di tengah ribuan alumni Pesantren Tebuireng.
“Pembacaan puisi itu dimulai habis Jumat. Mereka membaca puisi bergantian. Nanti akan diatur oleh MC,” tutur Chamim Kohari, penyair yang juga salah satu koordinator panitia Festival Pesantren Tebuireng kepada BANGSAONLINE, Selasa (30/4/2024) pagi.
Baca Juga: Ngaku Pelayan, Gus Fahmi Nangis saat Launching Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan
Siapa saja mereka? Silakan simak di flyer yang dibuat panitia di berita ini.
Yang menarik, 14 orang dari 16 penyair yang akan berlaga di Festival Pesantren Tebuireng itu semuanya santri dan alumni Pesantren Tebuireng. Ini berarti Pesantren Tebuireng sangat produktif melahirkan penyair, sastrawan, pengarang dan penulis.
Baca Juga: Banjir di Jombang Tak Kunjung Surut, Jumlah Pengungsi Bertambah
Mereka sebenarnya aktif di berbagai profesi, seperti akademisi, pengasuh pesantren dan juga pelajar. Tapi mereka juga aktif dalam kerja budaya dan produktif melahirkan karya.
“Hanya Pak Zawawi dan Fileski yang bukan alumni,” kata Chamim Kohari.
Zawawi Imron dan Fileski - nama lengkapnya Walidha Tanjung Files - memang semacam bintang tamu. Tapi meski bukan alumni Pesantren Tebuireng, Zawawi Imron yang dikenal sebagai kiai santun itu, karya-karyanya sangat dekat dengan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng dan Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan saat acara Satu Abad NU Zawawi Imron secara khusus mempersembahkan karya lukisan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari.
Baca Juga: Kejagung Tangani Kasus Dugaan Oknum Jaksa Terima Suap di Jombang
Begitu juga karya puisinya. Banyak sekali bertema kecintaan pada tanah air dan memuliakan perjuangan ulama, terutama Hadratussyaikh KHM Hasyim Asyari.
Simak saja potongan puisi kemerdekaan karya D. Zawawi Imron.
Rakyat jelata belum tahu mereka harus berbuat apa. Tapi, semangat merdeka masih terus menyala-nyala. Rakyat Indonesia tidal rela Indonesia kembali dijajah, Indonesia sudah merdeka dan harus tetap merdeka. Sekali merdeka, tetap merdeka.
Baca Juga: Afvour Watudakon Jombang Meluap, Ratusan Rumah Warga Terendam
Pada saat rakyat kebingungan seperti itu, tampillah seorang kiai sepuh, KH Hasyim Asy'ari namanya, yang melihat umat dengan kacamata rahmat. Beliau merasakan dengan jiwa yang dalam, terasa berat bagi beliau penderitaan umat.
Lalu, beliau mengumpulkan para kiai dan ulama se-Jawa dan Madura untuk menyelesaikan masalah umat, masalah bangsa, masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru saja merdeka.
Dari kejernihan jiwa Kiai Hasyim yang taqarrub kepada Allah, yang didukung oleh akal sehat kolektif serta hasil istikharah para ulama, maka pada tanggal 22 Oktober 1945 tercetuslah fatwa Resolusi Jihad.
Baca Juga: Aplikasikan Teknologi AI, Perumdam Tirta Kencana Jombang Raih Top Digital Awards 2024
Bahwa setiap muslim wajib angkat senjata berjuang membela Tanah Air Indonesia, dan mereka yang gugur di medan perang melawan penjajah adalah kusuma bangsa yang mati syahid di jalan Allah.
Fatwa yang cerdas dan penuh tanggung jawab itu beredar ke seluruh tanah Jawa. Fatwa itu dicatat sebagai mustika jiwa oleh seorang pemuda Surabaya berumur 25 tahun, Bung Tomo namanya. Bung Tomo yang muda dan cerdas itu bertakbir “Allahu akbar”.
Kemudian anak-anak santri untuk sementara menutup dan menyimpan kitabnya. Para petani lalu meninggalkan sawahnya dan mengasah parangnya, dan yang lain membuat bambu runcing sebagai senjata. Tentara menyiapkan senjata walau apa adanya untuk menyambut kedatangan musuh dengan iman kepada Allah dan keberanian yang sempurna.
Baca Juga: Isi Masa Tenang, Khofifah Ziarah ke Makam Kiai Wahab Chasbullah dan Kiai Bisri Syansuri di Jombang
Festival Pesantren Tebuireng ini bagian dari rangkaian acara Temu Alumni Pesantren Tebuireng yang digelar tiap tahun, tepatnya Sabtu akhir atau Sabtu keempat pada bulan Syawal. Tahun ini jatuh pada 4 Mei 2024 mendatang.
Namun sebelum puncak acara pada 4 Mei 2024 itu serangkaian acara digelar terutama pada 3 Mei 2024. Di bawah ini daftar lengkap agenda acara yang menyemarakkan temu alumni Pesantren Tebuireng itu.
- Training Kitab Adabul Alim Wal Muta'allim
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
- Penilaian Tebuireng Alumni Award
- ILBLT III (International Language Base Leadership Training III)
- Workshop Theater
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
- Pemutaran Film, Meet and Great dengan Aktor
- Khotmil Qur'an
- Bazar Produk Santri & Alumni
- Orientasi Jurnalistik dan Pentingnya Media Digital
- MQK Bimakna Injiliziyah untuk SLTP & SLTA
- Tali Asih Bagimu Guru
- Umroh untuk Guru Senior
- Santri Bisnis Forum
- Sholat Jum'at Bersama Pengasuh
- Mimbar Penyair Tebuireng
- Santunan Anak Yatim
- Ngopi Bersama Alumni
- Halal Bi Halal & Temu Alumni Internasional dan Haul Masyayikh Tebuireng
- Peletakan Batu Pertama Graha IKAPETE Hasyim Asy’ari
Ketua Dewan Mayayikh Pesantren Tebuireng Dr KH Ahmad Mustain Syafi’i mengingatkan para alumni agar meluangkan waktu untuk hadir ke acara tahunan ini. Menurut pakar tafsir itu, acara ini bukan semata acara pertemuan alumni tapi juga panggilan dari Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari.
“Saya saja yang tiap hari datang ke Tebuireng, masih kurang (tingkat kedatangannya),” kata pengasuh rubrik Tafsir Al Quran Aktual HARIAN BANGSA itu.
Karena itu ia mengaku sudah menandai kalendernya bahwa pada tanggal 4 Mei itu ia tak mau menghadiri kegiatan lain kecuali datang ke temu alumni yang terhimpun dalam Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News