KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Para pecinta adat budaya nusantara, pecinta Bung Karno, dan pecinta tanah air Indonesia, akan menggelar ritual unik pada tasyakuran Hari Kebangkitan Nasional yang ke-166.
Acara itu bertajuk 'Ritual Membakar Kesialan di Hari Kebangkitan Nasional' di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Senin (20/5/2024) malam.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno, Kushartono, mengatakan ritual membakar kesialan di Hari Kebangkitan Nasional ini merupakan simbol dan ajakan bangkit bersama tanpa menyalahkan orang lain.
Pihaknya berharap melalui doa bersama pada momentum Hari Kebangkitan Nasional ini bangsa Indonesia benar-benar bangkit. Bangkit menjadi Indonesia Raya sebagaimana dicita-citakan Bung Karno dan para pendiri negara.
"Kebangkitan Indonesia Raya ini harus dimulai dari kebangkitan individu-individu. Sementara sifat-sifat buruk, seperti malas, pemarah, su’udhon, ngersulo (menggerutu) , sombong, dengki, semua adalah penghalang kebangkitan individu," katanya.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
"Pada momentum hari istimewa Kebangkitan Nasional ini semua kita hapus. Simbolnya kita tulis dan dibakar. Jangan lupa dalam kebangkitan diri ini jangan lagi menyalahkan orang lain, kita koreksi diri masing-masing," ucap pria yang juga Ketua Departemen Pendidikan DPP PCTA Indonesia itu, Senin (20/5/2024).
Sedangkan, Ari Hakim LC, Ketua Panitia dari Komunitas Kampung Inggris Pare, menyebut bahwa 'Ritual Membakar Kesialan di Hari Kebangkitan Nasional' ini terbuka untuk umum. Semua lapisan masyarakat boleh hadir.
Semua masyarakat yang hadir akan diberi kertas kosong, kemudian diberi kesempatan untuk menuliskan sifat-sifat buruk yang selama ini menjadi hambatan dirinya. Kemudian kertas yang sudah dituliskan sifat-sifat buruk itu dibakar bersama-sama.
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
"Sebelum dibakar, para tokoh pemuda agama dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu dan aliran kepercayaan yang hadir akan memimpin doa. Usai ritual pembakaran sifat-sifat buruk dalam diri dilanjutkan dengan santunan anak yatim dan fakir miskin," ucap Ari. (uji/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News