SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebagai destinasi wisata baru, Museum Surabaya gencar melakukan promosi agar lebih dikenal warga Kota Surabaya. Selain promosi lewat situs resmi pemkot www.surabaya.co.id, pemkot juga meramu berbagai kegiatan yang telah dijadwalkan. Hampir tiap Sabtu dan Minggu, Museum Surabaya menggelar kegiatan. Antara lain pameran kaligrafi, pameran lukisan, pameran sketsa, dan pameran foto.
"Misalnya, saat tanggal 8 Agustus lalu, kami menggelar workshops festival lintas budaya," kata Wiji Nanang, Staff Promosi Dinas Pariwisata, di kantornya, kemarin.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Tak ketinggalan live musik keroncong, campursari, karawitan, musik pop, perkusi. Mereka manggung di depan Museum Surabaya, yang terpampang lokomotif kuno, yang disulap seakan panggung.
Bisa jadi, kata Wiji, karena rutin menggelar acara, minat warga kota untuk mengunjungi musium meningkat.
Di museum ini, koleksi bisa dikatakan masih kurang. Banyak ruang kosong yang belum terisi. Adapun koleksi di museum ini benda-benda yang berkaitan dengan sejarah Surabaya, dari tahun ke tahun.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Ada kartu register pencatatan perkawinan tahun 1881, mata uang RI kuno yang dikategorikan sebagai benda cagar, menurut Undang-undang RI 11 Th 2010. Tahun pembuatan mata uang ini berkisar antara tahun 1951 sampai 1963.
Ada juga koleksi Theodolite berbagai bentuk dan macam. Theodolite adalah alat ukur alat ukur gedung Balai Kota Surabaya, yang diproduksi Wild Singapore, Germany dan Tokyo. Alat ini digunakan sekitar tahun 1920 - 1925.
Ada pula koleksi berbagai tanda penghargaan nasional maupun internasional, yang diterima Pemerintah Kota Surabaya, atas upayanya mengelola kota.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Di bagian ujung Museum Surabaya, ada alat transportasi bemo dan becak, dan sampai sekarang koleksi benda-benda bersejarah yang terkait kota Surabaya masih dikembangkan lagi.
”Kali ini, Museum Surabaya mencoba membawa prasasti peninggalan kerajaan di zaman Airlangga. Kami sudah menemukan, di dekat Polrestabes Surabaya, tapi masih tergganjal izin," kata Wiji Nanang. (sby2/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News