Kementerian Pertanian Borong Bawang Merah di Nganjuk lewat Tengkulak, Kades Banaran Kulon Ngamuk

Kementerian Pertanian Borong Bawang Merah di Nganjuk lewat Tengkulak, Kades Banaran Kulon Ngamuk DEBAT – Staf Menteri Pertanian H Hasanudin Ibrahim saat terlibat pembicaraan serius dengan Kades Banaran Kulon, Sukarno Putro. (foto: soewandito/BANGSAONLINE)

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Menyikapi turunnya harga bawang merah membuat Kementerian Pertanian mengambil langkah serius. Untuk menstabilkan harga, sebanyak 12 truk yang mengangkut 85 ton bawang merah diberangkatkan dari Desa Banaran Kulon Kecamatan Bagor, Nganjuk menuju Jakarta, Rabu (12/8) sekitar pukul 16.00 WIB.

Rencananya, bawang merah itu akan disimpan digudang pendingin milik perusahaan swasta. ”Kami bekerjasama dengan pihak swasta untuk menstabilkan harga bawang merah,” ungkap H Hasanudin Ibrahim, staf Menteri Pertanian bidang perdagangan internasional.

Namun, keberangkatan truk pengangkut bawang merah ini sempat tertunda lantaran mendapat protes keras dari Kepala Desa Banaran Kulon, Sukarno Putro. Protes itu disampaikan karena pembelian bawang merah ini melalui tengkulak dan pedagang, tidak lewat petani.

Baca Juga: Bersama Menteri Pertanian, Gubernur Khofifah Panen dan Tanam Padi di Tuban

"Apa-apaan ini, bawang merah ini bukan dari warga saya, tetapi dibeli dari luar. Padahal warga saya yang menjerit karena anjloknya harga brambang," teriak Sukarno Putro dengan nada emosi.

Sukarno terlibat perdebatan serius dengan Staf Menteri Pertanian dan Dinas Pertanian Nganjuk di lokasi pemberangkatan. Kemarahan orang nomor satu di Desa Banaran Kulon ini lantaran Kementerian Pertanian tersebut dinilai tebang pilih dan tidak mendahulukan petani di Desa Banaran Kulon. "Stok bawang merah milik warga saya sangat banyak, kenapa tidak didahulukan. Kalau diberangkatkan dari Banaran Kulon seakan–akan yang diberangkatkan itu brambang (bawang merah,red) warga saya," kilahnya

"Saya benar-benar ditelikung. Datang ke desa saya tidak permisi dan bukan bawang merah milik petani yang dibeli, melainkan dari pedagang," amuk Sukarno lagi.

Perdebatan mereda setelah Hasanudin Ibrahim akhirnya berjanji akan membeli bawang merah milik petani di Desa Banaran Kulon dengan harga yang disepakati Rp 5.000 per kilogram untuk bawang merah jenis super.

Sementara Hasanudin Ibrahim mengungkapkan, pihaknya turun membeli bawang merah di Nganjuk untuk menstabilkan harga bawang merah yang dinilai sudah sangat hancur. Di samping itu, pihaknya juga merespon terkait demo petani beberapa waktu lalu. "Kami akan membeli bawang merah petani secara bertahap, dan untuk desa Banaran Kulon akan kita utamakan," jelas Hasanudin.

Menurutnya, pemerintah akan menggandeng pihak swasta dan Bulog. Selanjutnya secara bertahap Kementerian Pertanian akan membeli bawang merah petani di Kabupaten Nganjuk sebanyak 200 ribu ton atau 10 persen dari jumlah stok nasional. "Kami jamin stok nasional akan tercukupi dan harga bawang merah akan stabil," tambahnya. (dit/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO