Pertanian Tumbuh 16,24 Persen saat Pandemi, Mentan Apresiasi Petrokimia Gresik

Pertanian Tumbuh 16,24 Persen saat Pandemi, Mentan Apresiasi Petrokimia Gresik Mentan, Syahrul Yasin Limpo, didampingi Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, saat melihat budi daya tanaman. Foto: Ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan signifikan saat pandemi Covid-19 melanda tanah air selama dua tahun ini. Menteri Pertanian (Mentan), , mengapresiasi yang berperan dalam memperkuat sektor pertanian nasional.

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II 2020, sektor pertanian berhasil tumbuh sebesar 16,24 persen. Hal ini dapat terwujud berkat kontribusi dalam menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan dalam sektor pertanian," ujarnya saat menghadiri Halal Bihalal Idulfitri 1443 H di Gedung SOR Tri Dharma, Gresik, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga: Petrokimia Gresik Tugaskan 54 Taruna Makmur ke Berbagai Daerah Indonesia

"Karena itu, keberadaan sangat penting. Apalagi sudah 50 tahun berjuang. Jadi negara Indonesia yang hebat ini, pasti ada tangan di dalamnya," tuturnya menambahkan.

Ia memaparkan kinerja sektor pertanian yang tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ekspor pertanian selama dua tahun terakhir, di mana pada tahun 2020 naik 15,79% dan tahun 2021 naik lagi menjadi 38,68 persen.

Selain itu, dapat dilihat dari data Nilai Tukar Petani (NTP) atau kesejahteraan petani yang sudah berada di level 109 persen dari target yang dicanangkan dalam APBN di level 104-105 persen. Dengan kinerja pertanian yang tumbuh, produksi beras nasional juga mengalami surplus 9,63 juta ton pada akhir tahun 2021, sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor beras karena pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan komoditas pangan utama nasional.

Baca Juga: Tata Kelola TUKS Petrokimia Gresik Raih Penghargaan dari Kemenkes

"Orang bilang kalau tidak impor beras akan menjadi bencana bagi negeri. Ternyata nggak tuh, karena ada Pupuk Indonesia dan yang bekerja di lapangan," kata Mentan.

Meski kinerja pertanian meningkat, ia mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan. Tantangan tersebut mulai dari penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrem, hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.

"Kita menghadapi ancaman dunia yaitu krisis berlapis tentang pangan dan energi, maka dari itu semua produktivitas hanya bisa naik kalau pupuknya tersedia. Oleh karena itu, tentu saja dengan hati, kerjasama, kita adaptasi cuaca, kita sesuaikan pupuknya, dan adalah perusahaan andalan karena insan sangat kuat kerja samanya," paparnya.

Baca Juga: Gerak Cepat Tim Damkar Petrokimia Padamkan Kebakaran Pabrik NPK

Sementara itu, ,, menyebut dukungan pihaknya terhadap ketahanan pangan diimplementasikan dari penyaluran pupuk bersubsidi yang sesuai dengan regulasi.

Saat ini, stok pupuk bersubsidi dari Lini I hingga Lini III tersedia 1,4 juta ton. Di Lini III, terdapat stok sekitar 400 ribu ton dan angka tersebut secara persentase sudah 137 persen atau melebihi dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani hingga tiga minggu ke depan. Sedangkan dalam rangka meningkatkan layanan kepada konsumen dalam hal ini petani, tahun ini Pupuk Indonesia tengah menyiapkan 1.000 kios pupuk non-subsidi," kata Bakir.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Top 3 Diamond di Ajang TKMPN ke-38 di Bali

Dalam rangka memenuhi tantangan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan NPK mencapai 6 juta ton, Pupuk Indonesia terus melakukan peningkatan kapasitas. Akan ada penambahan kapasitas 500 ribu ton dari Pupuk Iskandar Muda yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia. 

Nantinya, pabrik tersebut juga bakal dioperasikan yang merupakan pionir NPK di Indonesia. "Kami berusaha semaksimal mungkin, apapun yang terjadi kami bersama-sama akan menyiapkan pupuk sebanyak-banyaknya sesuai harapan pak menteri," kata Bakir.

Direktur Utama , , menyatakan yang akan memasuki gold anniversary memiliki sejarah panjang dalam menjaga ketahanan pangan nasional.  menjadi pionir dalam sejumlah teknologi pertanian. 

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beri Bonus Atlet-Pelatih Juara Livoli Divisi Utama dan Peraih Emas PON XXI

Di antaranya, pertama di Indonesia yang memproduksi pupuk phosphate tahun 1979, kemudian pupuk NPK (2000), pupuk organik granul (2005), dan pupuk organik cair (2021).

" akan terus berinovasi untuk mendukung pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Di usia 50 tahun ini, akan meluncurkan sejumlah produk inovasi yang dihadirkan sesuai dengan kebutuhan pertanian dan perkebunan di Indonesia dalam upaya meningkatkan produktivitas,” ucap Dwi.

Besarnya dukungan terhadap ketahanan pangan nasional juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam menyalurkan pupuk bersubsidi. Dimana pada tahun 2022, menyuplai sekitar 54 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi nasional.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Wujudkan Desa Tawangargo Jadi Pusat Hortikultura Modern

"Dalam pelaksanaannya, selalu siap menjalankan amanah pemerintah, termasuk penyesuaian kebijakan subsidi nantinya," pungkasnya. (hud/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO