Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan di Masyarakat, OJK Kediri Gelar Journalist Class

Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan di Masyarakat, OJK Kediri Gelar Journalist Class Kepala OJK Kediri, Bambang Supriyanto (kiri), dan salah satu narasumber, Hudiyanto. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com Kediri, menggelar journalist class selama 2 hari (28-29 Mei 2024). Agenda tersebut diikuti sekitar 30 jurnalis dari Kediri, Madiun, Ponorogo, serta Tulungagung. 

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat atas produk-produk jasa keuangan, termasuk perbankan dengan berita yang ditulis para wartawan.

Baca Juga: OJK Kediri Terima 1.381 Permintaan Layanan Konsumen

Dalam kegiatan itu, Kediri mendatangkan narasumber yang berkomentar dari Pusat di antaranya adalah Hudiyanto, Ketua Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal dengan materi pencegahan kerugian konsumen, dan penindakan penyelenggaraan investasi/pinjaman online ilegal.

Narasumber kedua adalah Yustianus Dapot dengan materi pengawasan perusahaan pembiayaan dan penyelenggara layanan paylater. Kemudian ada Moh. Eka Gonda Sukmana dengan materi pengawasan penyelenggaraan layanan fintech P2P Lending, dan narasumber terakhir adalah Achmad Tri Cahyono dengan materi edukasi tentang sistem layanan informasi keuangan (SLIK).

Kepala Kediri, Bambang Supriyanto, mengatakan bahwa dari data yang ada, tingkat literasi masyarakat terhadap keuangan sangat minim. Kondisi ini, dianggap berisiko bagi masyarakat karena akan mudah terjebak dalam produk-produk keuangan ilegal yang tentunya sangat merugikan masyarakat.

Baca Juga: Perkuat Sinergi Sektor Jasa Keuangan, OJK Kediri Gelar Pertemuan FKIJK

"Patut kita perhatikan, tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia masih sangat rendah. Dengan kondisi seperti ini masyarakat akan mudah sekali tertipu apalagi dengan penawaran keuntungan yang tidak logis," ucapnya.

Menurut dia, dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, membuat masyarakat tidak teliti dan langung tergiur dengan penawaran keuntungan yang didapatkan dan masyarakat bisa tertipu dengan banyaknya entitas keuangan ilegal seperti investasi ilegal, pinjaman online ilegal dan gadai ilegal.

Dengan kondisi ini, lanjut Bambang, perlu adanya kerjasama dengan sejumlah pihak untuk membuat masyarakat semakin 'pintar' dan tidak lagi gampang tertipu produk jasa keuangan ilegal.

Baca Juga: Tak Ingin Warganya Terjebak Pinjol dan Investasi Bodong, Anggota DPR RI Jiddan Gelar Sosialisasi

"Yang paling marak saat ini adalah pinjaman online, investasi ilegal juga Paylater. Masyarakat harus hati-hati dan tidak tertipu," tuturnya.

Ia berharap dengan kegiatan journalis class ini, media bisa menambah literasi dan inklusi keuangan di masyarakat. Hingga kejadian penipuan terhadap masyarakat dari pinjaman online, investasi ilegal dan juga paylater, bisa diminimalisir.

"Yang patut diingat masyarakat bahwa tunggakan yang terjadi pada kredit macet ataupun pembayaran Paylater yang bermasalah akan masuk ke SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) atau dulu disebut BI Checking," paparnya. (uji/mar)

Baca Juga: Sampai September 2024, OJK Kediri Ungkap 6 Permasalahan Utama dalam Pengaduan Konsumen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO