SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wahyu (42), dari Lumajang, melaporkan kakak iparnya bernama Soni dan Hasan, beserta seorang tukang jasa pembongkaran rumah ke Polsek Karangpilang. Mereka dilaporkan berbuat pencurian dan pengerusakan atas sebuah rumah di Jalan Raya Kedurus Dukuh.
Ia melayangkan laporan tersebut setelah dikejutkan kejadian aset miliknya rata dengan tanah, dan semua perabotan seperti 4 komputer, kusen, dan besi-besi cor hilang. Padahal, Wahyu merasa tidak pernah mengutus orang untuk membongkar rumah lantai dua seluas 593 meter persegi itu.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
"Saya mengetahui yang membongkar rumah mereka berdua, setelah istri dari ipar saya datang ke Lumajang. Bilang rumah saya sudah dibongkar dan ngasih uang Rp20 juta," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (8/7/2024).
Ia mengaku kaget ketika tahu rumahnya hancur bagaikan terkena ledakan bom. Sudah begitu, nama baiknya rentan tercoreng lantaran secara yuridis, Wahyu menguasai sertifikat rumah, dan sekarang sudah proses pelunasan pindah tangan ke orang lain.
"Lah, pembeli saya itu sudah bayar Rp2,5 miliar, lalu tahu rumah yang akan dimiliki rusak, ya jelas marah. Saya dimintai pertanggungjawaban. Ya mau gak mau saya minta keadilan ke polisi," paparnya.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
Sebelum kejadian, lanjut Wahyu, kakak iparnya memang pernah mengenalkan seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai pemborong. Pemborong maksudnya adalah orang yang biasa beli barang-barang dari bongkaran rumah untuk dijual lagi.
"Nah waktu itu belum ada deal harga, tapi tahu-tahu sudah dibongkar," ucapnya.
Wahyu melapor pada Jumat (5/7/2024) lalu. Ia meminta ganti rugi senilai Rp75 juta lantaran sebelum kejadian sudah ada pemborong yang berani pasang harga dimaksud.
Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025
Sementara itu, Kapolsek Karangpilang, Kompol A. Risky, membenarkan adanya laporan dari Wahyu. Pihak yang berselisih dalam masalah ialah adik dan kakak ipar.
Si ipar buka harga ke jasa bongkar rumah, tanpa rundingan dengan pemilik rumah. Sebaliknya, jasa pembongkar rumah melakukan eksekusi tapi tanpa terlebih dulu menghubungi pemilik rumah.
"Semua terlapor sudah jelas identitas dan keberadaannya. Kita sedang mengupayakan mediasi. Semoga semua pihak bisa berdamai," katanya. (rus/mar)
Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News