Kiai Anwar Iskandar Ditunjuk PBNU Dalami Serangan PKB, Ini Jejak Politiknya di PKB, PKNU dan PPP

Kiai Anwar Iskandar Ditunjuk PBNU Dalami Serangan PKB, Ini Jejak Politiknya di PKB, PKNU dan PPP KH Anwar Iskandar (Gus War). Foto: MMA/bangsaonline

JAKARTA, BANGSAONLINE.com- Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf () mengatakan bahwa diantara peserta pleno mengeluh karena Partai Kebangkitan Bangsa () telah merendahkan . Bahkan, menurut Yahya, sejumlah elit partai yang dipimpin A. Muhaimin Iskandar itu telah menimbulkan sentimen negatif dan menyerang secara tajam.

Karena itu Yahya selaku Ketum mengutus dua tokoh , KH Anwar Iskandar dan Amin Said Husni, untuk mendalami sikap . Dua elit itu dianggap mampu dan punya kapasitas karena pernah aktif sebagai pengurus di

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

Bagaimana jejak Kiai Anwar Iskandar di ? Berikut ini profilnya.

Anwar Iskandar dikenal sebagai kiai sekaligus politisi. Ia selain kaya wawasan juga kenyang pengalaman politik. 

Gus War, panggilan akrabnya, pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro Jawa Timur (1998). Saat itu Ketua Tanfidz Jawa Timur dijabat Choirul Anam (Cak Anam).

Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan

Namun Gus War kemudian keluar dari karena konflik dengan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur). Saat itu Gus Dur adalah Ketua Dewan Syuro DPP

Bersama Cak Anam dan beberapa kiai Jawa Timur, pada tahun 2008 Gus War mendirikan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Cak Anam didapuk sebagai ketua umum DPP PKNU. Sementara Gus War ditunjuk sebagai salah satu ketua DPP PKNU. Gus War termasuk salah satu deklarator PKNU.

Dikutip dari wikipidea, PKNU didirikan pada tanggal 21 November 2006 di Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur. PKNU didirikan oleh 17 kiai yang menentang Gus Dur. Tokoh-tokoh terkemuka dalam partai ini adalah KH Ma'ruf Amin, KH Abdullah Faqih, Alwi Shihab, dan Choirul Anam.

Baca Juga: Hadiri Kampanye Akbar Luluk-Lukman di Gresik, Cak Imin akan Sanksi Anggota DPRD yang tak Bergerak

Namun PKNU tak mampu meraih suara signifikan. Pada Pemilu 2009 PKNU gagal mendudukkan kadernya di Senayan. PKNU akhirnya melebur ke Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), partai yang juga gagal meraih suara ambang batas.

Dari PKNU Gus War kemudian hijrah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Gus War, seperti dikutip Tempo, keputusan para ulama untuk bergabung kepada PPP ini merupakan bentuk keputusasaan atas konflik yang mendera .

Gus War menyatakan para kiai atau ulama perlu kendaraan politik. Menurut dia, tanpa dukungan partai yang kuat, para ulama tidak akan bisa mempengaruhi kebijakan negara. 

Baca Juga: PKB Gelar Konsolidasi Pemenangan Paslon Luman dan Mudah di Pasuruan

“Kalau pakai PKNU, paling banter cuma bisa memperoleh 2,5 persen suara. Itu hanya cukup untuk membuat peraturan daerah di tingkat provinsi, bukan setingkat undang-undang,” kata Gus War dikutip Tempo.

Menurut Tempo, sekitar 30 ulama dan kiai menyatakan diri bergabung kepada PPP. Pernyataan tersebut disampaikan langsung dihadapan Suryadharma Ali di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Sabtu (25/12/210).

Para kiai yang bergabung ke PPP antara lain KH Idris Marzuqi (Dewan syuro DPP PKNU), KH M. Anwar Manshur (PP Lirboyo), KH Imam Yahya Mahrus (PP Lirboyo), KH Huda Jazuli (PP Ploso, Kediri), KH Zainudin Jazuli (Mustasyar DPP ), KH Miftakhul Akhyar (Ro'is Syuriah PWNU Jatim), KH Mujib Imron (Anggota DPD RI 2004-2009), KH Kafabihi Mahrus (PP Lirboyo), KH Anwar Iskandar (PP Jamsaren, Kediri).

Baca Juga: Perseteruan PAN dan PKB di DPRD Kota Blitar, Koalisi Pilwali Terancam Bubar

Lalu KH Mas Subadar (KH RU Besuk Pasuruan), KH Zaini Sholeh (Sampang), KH Mas Mansur (PP Sidoresmo, Surabaya), KH Mutawakkil 'Alallah (Ketua PWNU Jatim), KH Nuruddin (PP Nurul Qodim, Probolinggo; dewan syuro DPW PKNU Jatim), KH Masbuchin Faqih (PP Suci Gresik), KH Abdulloh (PP Langitan, Tuban), KH Baidlowi (PP Berasan, Banyuwangi).

Juga KH Abd. Ghaffar (Pamekasan), KH Ardani (Blitar), KH Arsyad (Tulungagung), KH Irvan Yusuf (PP Tebuireng), KH Mas Fuad (PP Sidogiri, Pasuruan), KH Jiryan Hasbulloh (Joresan, Ponorogo), KH Hisyam Syafa'at (Blokagung, Banyuwangi), dan KH Nur Khozin (Malang).

Gus War kemudian aktif di PWNU Jawa Timur. Sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim. Kiai kelahiran Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur pada 24 April 1950 itu kemudian naik ke . Yaitu sebagai wakil Rais 'Aam . Sampai akhirnya dipercaya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya

Selain aktif di organisasi keagamaan Gus War juga memimpin pondok pesantren. Yaitu Pondok Pesantren Al Amien dan Pondok Pesantren Assa'idiyah di Kota Kediri Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO