SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kekeringan yang melanda sejumlah daerah direaksi cepat BPBD Jatim dengan melakukan droping air bersih. Salah satunya, di Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Sedikitnya, terdapat 4.937 jiwa atau sekitar 1.556 KK warga Desa Kunjorowesi yang tersebar di Dusun Kandangan dan Dusun Kunjoro menerima bantuan droping air bersih, Selasa (6/8/2024).
Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir
Kalaksa BPBD Jatimm, Gatot Soebroto, bersama Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida, hadir langsung dalam penyerahan bantuan ini dengan didampingi pejabat terkait yang terlibat.
Selain bantuan air bersih, BPBD Jatim juga menyerahkan bantuan logistik penanganan kekeringan, berupa, tandon berkapasitas 1200 liter sebanyak 20 unit, tandon lipat 10 unit, terpal 100 lembar dan jirigen sebanyak 200 unit.
Bantuan ini, tidak hanya untuk masyarakat Kunjorowesi saja, namun juga diberikan kepada warga Desa Manduro Mangung Gajah Kecamatan Ngoro dan Desa Duyung, Kecamatan Trawas, yang keduanya juga mengalami kekeringan.
Baca Juga: Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Timur Sasar Perairan Madura
Gatot mengungkapkan, kekeringan di Desa Kunjorowesi ini sudah berlangsung setiap tahun. Selama ini, BPBD Kabupaten Mojokerto juga telah melakukan droping air bersih dengan anggaran yang dimiliki.
"Saat ini kami mensupport dari anggaran yang ada di provinsi. Alhamdulillah, kami juga memberikan bantuan tandon, tandon lipat, terpal dan jirigen," ucapnya.
Baca Juga: Selain Bantu Evakuasi Warga, BPBD Jatim Kirim Bantuan Logistik ke Mojokerto dan Jombang
Selain droping air bersih, BPBD Jatim bersama BPBD Kabupaten Mojokerto juga terus berupaya mencari solusi penanganan kekeringan di Desa Kunjorowesi secara permanen, dengan melibatkan kalangan perguruan tinggi.
"Beberapa upaya sebetulnya sudah pernah dilakukan, namun belum berhasil. Rencananya, kita akan terus berikhtiyar mencari solusi lainnya, " terangnya.
Selain di Mojokerto, BPBD Jatim saat ini juga telah memberikan bantuan droping air bersih di sejumlah daerah. Di antaranya, di Kabupaten Bondowoso, Ngawi, dan Kabupaten Pasuruan.
Baca Juga: Kunjungi BPBD Jatim, Ning Lia Monitoring Potensi Bencana Hidrometeorologi Jelang Pilkada 2024
Berdasar data BPBD Jatim, untuk tahun 2024 ini, sebanyak 27 kabupaten/kota telah mengalami kekeringan yang ditandai dengan penetapan status darurat kekeringan.
Dari jumlah itu, mayoritasnya menetapkan daerahnya dalam status Siaga Darurat Kekeringan. Sedangkan empat daerah yang lain menetapkan status Tanggap Darurat Kekeringan, yakni, Kabupaten Jombang, Kabupaten Blitar, Lumajang dan Kabupaten Pacitan.
Kades Kunjorowesi Susi Sudarsono menyampaikan terimakasih atas bantuan BPBD Jatim dan BPBD Kabupaten Mojokerto dalam dalam penanganan kekeringan di wilayahnya.
Baca Juga: Kalaksa BPBD Jatim Droping Air Bersih dan Tinjau Jembatan Putus di Trenggalek
Ia pun berharap, adanya solusi permanen yang bisa dihadirkan pemerintah dalam menangani kekeringan di Desa Kunjorowesi.
Sementara, Robiatul Adawiyah (27), warga RT 12 RW 2, Dusun Kandangan desa setempat mengaku sangat senang dengan bantuan air bersih ini.
Sebab, jika tidak ada air bersih warga harus mengambil air di sumber air yang jaraknya 2 km atau di Sumber Tetek yang berjarak sekitar 5 Km.
Baca Juga: Kalaksa BPBD Jatim Resmikan Rekonstruksi Jembatan Terdampak Bencana di Kabupaten Ponorogo
"Kalau nggak ada, kita tidak bisa mandi dan memasak. Akhirnya, kita harus beli yang harganya antara sepuluh sampai 30 ribu," terangnya.
Karenanya, ia menyampaikan terimakasih kepada BPBD Jatim dan BPBD Kabupaten Mojokerto atas bantuan air bersihnya. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News