LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Bupati Lumajang Drs As’at Malik MAg meyakini sejarah kebesaran Kabupaten Lumajang akan tetap abadi. Keabadian itu salah satunya bisa dilihat pada Museum Daerah, yang ada di Kabupaten Lumajang.
Museum yang terletak di kawasan Wonirejo Terpadu itu, Senin (24/08) kemarin diresmikan Bupati As’at, dengan melakukan penandatanganan prasasti didampingi Forkopimda Kabupaten Lumajang, dan Disbudpar Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Dam Gambiran Diproyeksikan Rampung Desember 2024, Petani Ucapkan Terima Kasih ke Pj Bupati Lumajang
Peremian museum tersebut juga diramaikan pameran dari lima museum di Jawa Timur. Di antaranya dari Museum Mpu Tantular, Museum 10 November Surabaya, Museum daerah Probolinggo, Museum Cakraningkat di Bangkalan, Madura dan Museum Malang Tempoe Dulu.
Gedung Museum Daerah Lumajang terletak di gerbang masuk menuju KWT, tempatnya cukup representatif. Memasuki ruangan yang cukup luas ini, pengunjung langsung diterima resepsionis. Selanjutnya, pengunjung akan diarahkan untuk memilih melihat koleksi di dua ruang berbeda di sisi kiri dan kanan.
Di sisi kiri dari pintu masuk, terpajang berbagai koleksi mulai dari masa prasejarah, naskah kuno, nuministik, senjata, hingga koleksi kolonial. Di ruang ini juga terpanjang berbagai koleksi, mulai guci, temuan gerabah kuno, keping uang kuno, hingga senjata-senjata yang ditemukan dari masa lalu.
Baca Juga: Warga Lumajang Ingin Program PTSL Berlanjut
Termasuk juga, replika berbagai prasasti temuan di Kabupaten Lumajang yang saat ini tersimpan di berbagai museum di Indonesia, di antaranya di Museum Mpu Tantular, yakni Prasasti Pasrujambe. Prasasti ini sengaja dibuat sama seperti aslinya, karena yang asli tentu tidak bisa dikembalikan karena telah menjadi aset di Museum Mpu Tantular.
"Sehingga dengan replika ini, kita menunjukkan bahwa inilah benda peninggalan masa lalu Lumajang yang penuh sejarah, untuk bisa dipelajari lagi," kata Indrijanto SH, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lumajang.
Museum ini, masih kata Indrijanto, memang dibangun dengan tujuan untuk mengedukasi sekaligus memberikan wawasan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat mengetahui bahwa Lumajang memang memiliki sejarah besar di masa lalu. "Sehingga masyarakat, terutama generasi muda bisa lebih mengenal lebih jauh Lumajang," paparnya.
Baca Juga: Usai Dilanda Banjir Lahar Dingin Semeru, Pemkab Lumajang Perbaiki Sejumlah Infrastruktur
Sementara, di ruangan sebelah kanan dari resepsionis, pengunjung bisa melihat berbagai koleksi kebudayaan dan seni asli Lumajang. Di antaranya, berbagai atribut seni mulai dari topeng kaliwungu, jaran kencak, pakaian pengantin khas Lumajang hingga berbagai alat musik khas yang mengiringi berbagai kesenian yang ada.
Menurut Bupati As’at, sejarah kebesaran Kabupaten Lumajang tidak bisa dipungkiri. Di sini pernah menjadi pusat kerajaan besar Lamadjang. "Kita berbangga, berdirinya museum ini tidak hanya untuk pelestarian cagar budaya dan sejarah itu sendiri tetapi juga untuk menjaga semangat dan pendidikan generasi mendatang," ujar As'at. (ron/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News