KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Terdapat 41 cikar yaitu alat transportasi tradisional yang ditarik sapi dari 9 kecamatan di Kabupaten Kediri mengikuti parade cikar yang digelar pemerintah daerah setempat, Sabtu (7/9/2024).
Dengan mengambil strart di depan Kantor Desa Sumberjo, Kecamatan Ngasem, parade cikar yang diberangkatkan oleh Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, menyusuri jalan sejauh sekitar 5 km melalui monumen Simpang Lima Gumul (SLG) dan finish di depan bekas Terminal Gumul.
Baca Juga: Pemkab Kediri Perbaiki Ribuan RTLH dalam Setahun
Di sepanjang jalan, warga menyaksikan parade cikar yang hanya dilaksanakan setiap tahu itu dengan antusias. Ayu, salah satu penonton, mangaku sangat senang dengan adanya parade cikar ini.
Menurut dia, dengan adanya parade cikar ini bisa mengingatkan transportasi jaman dulu sebelum banyak muncul alat transportasi modern seperti saat ini. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, mengatakan bahwa parade cikar tahun ini merupakan kegiatan tahun ketiga, dan diikuti oleh 41 cikar dari 9 kecamatan di Bumi Panjalu.
Baca Juga: Kosti Kediri Sabet 2 Juara di Forda II Jatim
Ia menyebut, Pemkab Kediri melalui pihaknya memfasilitasi kegiatan ini dengan maksud, salah satunya bagaimana nguri-nguri budaya jaman dulu khususnya kendaraan jaman dulu yaitu cikar. Dibanding sebelumnya, peserta tahun ini lebih banyak.
Bahkan, pihaknya harus menolak permintaan dari luar kota untuk mengikuti parade cikar di Kabupaten Kediri. Kendati demikian, Tutik berjanji untuk mengakomodir peserta dari luar Kabupaten Kediri pada tahun depan.
"Tahun lalu dilakukan penilaian, tapi untuk tahun ini tidak dilakukan penilaian. Kita murni parade cikar, tapi ada door prize yang akan diundi," ucapnya.
Baca Juga: Relawan Peduli Lingkungan Gelar Aksi Tanam Pohon di Dam Kunir Kediri
Sedangkan, Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, menyatakan parade cikar ini merupakan tahun ketiga dilaksanakannya kegiatan ini. Menurut Mbak Dewi, sapaan akrabnya, parade cikar bertujuan untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Kabupaten Kediri dalam hal ini alat transportasi tradisional cikar.
Ia mengaku saat masih kecil juga pernah naik cikar ini. Parade cikar dilaksanakan sebagai rangkaian acara untuk memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.
Parade cikar, lanjut Mbak Dewi, sekaligus untuk memberikan edukasi kepada generasi saat ini terhadap alat-alat transportasi pada jaman dulu yang menggunakan tenaga hewan ternak sapi.
Baca Juga: Peringati HUT Korpri, Pjs Bupati Kediri Dorong ASN Lebih Adaptif dengan Perkembangan Teknologi
"Dengan adanya kegiatan parade cikar ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya yang akan diselenggarakan setiap tahun di Kabupaten Kediri," katanya.
Sementara itu, Yudi, salah satu peserta mengaku bersyukur dan senang karena telah difasilitasi oleh Pemkab Kediri untuk melaksanakan parade cikar ini. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk nguri (melestarikan) peninggalan leluhurnya.
Meski sekarang moda transportasi sudah modern, tapi moda transportasi jaman dulu, seperti cikar ini masih bisa bertahan. Bila tidak ada parade seperti ini, menurut Yudi, kendaraan cikar yang ditarik sapi ini dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti mengangkut pupuk ke sawah dan mengangkut pasir, untuk bekerja.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Yudi optimis peserta tahun-tahun mendatang akan ada penambahan, karena saat ini sudah ada wadah untuk para pemilik cikar dan pengemudi cikar yang disebut bajingan. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News