MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com-Elektabilitas Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto nomor urut 2 Dr Muhammad Al Barraa (Gus Barra) dan dr Muhammad Rizal Octavian (Mubarok) terus mengungguli Paslon nomor urut 1 Ikfina Fahmawati dan Syadulloh Syarofi (Idola). Hasil survei The Repuplic Institute terbaru atau teranyar menunjukkan elektabilias Gus Barra-dr Rizal mencapai 62 %, sementara Ikfina-Gus Dulloh 34 %.
“Responden menempatkan pasangan IDOLA, Ikfina Fahmawati - Sa’dulloh Syarofi, dengan angka 34,8%, sedangkan Pasangan MUBAROK, Muhammad Al Barra - dr. Rizal Octavian mendapatkan angka 62,1%, dan responden yang belum menentukan pilihan sebesar 3,1%,” kata Dr. Sufyanto, S.Ag., M.Si, Peneliti Utama The Republic Institute kepada HARIAN BANGSA, Jumat (8/11/2024).
Baca Juga: Gagasan Mubarok Pindahkan Pusat Pemerintahan Mojokerto, Berdampak Positif, Banyak Dukungan
Jadi, jelas Sufyanto, untuk saat ini margin keunggulan Gus Barra-Rizal sebesar 27,3%.
Sufyanto juga mengungkap tren elektabilitas Mubarok dan Idola. Menurut dia, tren elektabilitas Ikfina-Gus Dulloh menurun.
Ia menunjukkan hasil survei September 2024. Menurut dia, saat itu elektabilitas Ikfina-Gus Dulloh 35,7 %. Sedangkan hasil survei Oktober 2024 elektabilitas Ikfina-Gus Dulloh 34.8 %.
Baca Juga: Di Pasar Kedung Maling, Kiai Asep Borong Ikan, Daging Ayam, Sayur, Kerupuk, dan Bubur
Sebaliknya, tren elektabilitas Gus Barra-Rizal semakin naik. Menurut dia, pada survei September 2024 elektabilitas Gus Barra-Rizal sebesar 61,2%. Sedangkan pada survei Oktober 2024 sebesar 62,1 %.
“Dengan posisi elektabilitas tersebut kemungkinannya kecil bagi pasangan Bu Ikfina-Gus Dulloh untuk mengejar ketertinggalan. Karena kecenderungan elektabilitas incumbent biasanya semakin menurun menjelang diselenggarakannya pemilu,” kata Sufyanto.
Sufyanto juga menuturkan bahwa dua hasil survei yang disejajarkan (September dan Oktober) di atas merupakan contoh dari penurunan angka elektabilitas incumbent. Menurut dia, meskipun tidak ada penurunan signifikan, tetapi ada kecenderungan stagnanasi dari incumbent.
Baca Juga: Kiai Asep Support Mubarok Berangus KKN Demi Wujudkan Mojokerto yang Adil, Makmur, dan Sejahtera
“Dan jika hal tersebut dibiarkan demikian maka bukan tidak mungkin incumbent akan tumbang,” katanya.
Menurut Sufyanto, survei ini dilakukan pada tanggal 24-30 Oktober 2024, dengan margin of error sebesar 2,8 %.
“Dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling, dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 1.200 responden, yang tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten Mojokerto,” tutur doktor jebolan Unair itu.
Baca Juga: Di Hadapan Mendagri, Anggota DPR RI Ungkap Tumpukan Uang dan Pelanggaran ASN dalam Pilbup Mojokerto
“Kemudian diturunkan ke kecamatan, lalu dilanjutkan ke tingkat Desa/Kelurahan, lalu diturunkan ke tingkat RT, Rumah dan menentukan subjek penelitiannya. Waktu pengambilan sampel dengan wawancara langsung ke responden,” lanjutnya.
The Republic Institute juga memotret populatitas para tokoh di Kabupaten Mojokerto. Hasilnya popularitas Gus Barra dan Ikfina imbang.
“Tingkat popularitas tertinggi adalah Ikfina sebagai incumbent 100 % dan Muhammad Al Barra yang juga 100 %,” tutur Sufyanto.
Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok
Kemudian disusul popularitas dr Rizal 65,3 % dan Gus Dulloh 56,0 %.
Sementara untuk nilai kesukaan (liketabilitas) Masyarakat kepada calon, ternyata Gus Barra meraih angka tertinggi, 71,5%). Ikfina Fahmawati justru di bawah Gus Barra, 67%.
Untuk Liketabilitas Calon Wakil Bupati adalah dr. Rizal Oktavian meraih 65,3%, disusul Sa’dulloh Syarofi sebesar 44,5%.
Baca Juga: Debat ke-2 Paslon Pilbup Mojokerto, Gus Barra Dikawal Ribuan Relawan dan Tuai Pujian Sejumlah Tokoh
Menurut Sufyanto, jika elektabilitas tersebut dilihat lebih detail maka tampak di kecamatan mana saja kedua pasangan calon unggul ataupun tertinggal.
“Dari 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto, pasangan Bu Ikfina – Gus Dulloh unggul di 2 kecamatan. Sementara itu pasangan Gus Barra-dr Rizal unggul di 16 kecamatan,” tuturnya.
Fakta lain, kata Sufyanto, yang membuat pasangan Gus Barra-dr Rizal unggul dari pasangan Bu Ikfina- Gus Dulloh adalah sebaran pemilih yang dominan di kecamatan-kecamatan dengan DPT besar seperti Jetis, Pungging, Puri dan Mojosari.
Baca Juga: Ribuan Warga Ramaikan Kampanye Dialogis Terbuka Bareng Khofifah-Emil di Mojokerto
Sebaran elektabilitas pasangan Gus Barra-Rizal juga tampak dominan jika dilihat berdasarkan ormas keagamaan responden.
“Dua ormas Islam terbesar di Mojokerto yaitu NU dan Muhammadiyah didominasi oleh pemilih pasangan Gus Barra –dr. Rizal. Sementara pasangan Bu Ikfina–Gus Dulloh unggul pada pemilih yang mengaku sebagai ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah dan masyarakat yang mengaku tidak terafiliasi atau teridentifikasi mengikuti ormas manapun,” kata Sufyanto sembari mengatakan bahwa partai pendukung Mubarok solid.
“Sebaliknya konstituen PKB yang seharusnya mendukung pasangan Ikfina-Gus Dulloh terpecah karena sebagian dari mereka justru memilih pasangan Gus Barra-dr Rizal yaitu sebesar 27%. Angka 27% partai PKB cukup besar jika dikalkulasikan sesuai DPT Kabupaten Mojokerto, mengingat elektabilitas PKB dalam survei ini sebesar 21,4%,” katanya.
Baca Juga: Demi Wujudkan Mojokerto Maju, Adil, dan Makmur, Paslon Mubarok akan Pindahkan Pusat Pemerintahan
Yang mengejutkan, Sufyanto mengungkap temuan bahwa ASN, kepala desa dan perangkatnya tak mematuhi UU No. 20 Tahun 2023 yang secara tegas menyatakan bahwa ASN harus netral (Pasal 2 huruf f).
“Dari hasil temuan di lapangan menunjukkan fakta bahwa 55,8% Kepala Desa/Perangkat Desa tidak menjaga sikap netralitasnya. Sedangkan Kepala desa yang bersikap netral sebesar 41,8%,” kata Sufyanto. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News