KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Hujan deras disertai angin puting beliung melanda Kota Kediri, Senin (11/10/2024) malam. Puluhan rumah warga di lingkungan Wonosari, Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, rusak akibat peristiwa itu.
Total, ada 29 rumah warga rusak, atap jebol, genteng berterbangan. Sebagian tembok hancur, sebuah warung bambu ambruk akibat peristiwa itu.
Baca Juga: Tinjau Rumah Terdampak Angin Puting Beliung di Plosoklaten, Dhito Tawarkan Pekerjaan
Ketua RT 02, Epri Jayanti, menceritakan bahwa puting beliung terjadi begitu cepat. Tiba-tiba saja, di tengah guyuran hujan deras angin kencang menyapu kawasan tersebut.
“Kejadiannya cepat sekali, angin langsung nyapu atap rumah warga. Ada yang luka ringan akibat tertimpa reruntuhan atap,” ucapnya.
Ia menambahkan, warga yang rumahnya tidak bisa ditinggali, terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya. Sedikitnya ada empat rumah yang mengalami kerusakan parah.
Baca Juga: Diingkari Ketua LMDH, Warga Satak Demo Lagi ke Kantor Kecamatan Puncu
“Ya sementara mereka yang rumahnya rusak parah harus ngungsi ke tetangga. Itu warung juga roboh total kena angin,” imbuhnya.
Sementara itu, bencana angin kencang itu menarik simpati relawan kemanusiaan Suket Teki Nusantara. Dipimpin langsung Ketua Harian Relawan Suket Teki Nusantara, Vinanda Prameswati, mereka langsung datang ke lokasi.
Mbak Vinanda melihat bagaimana kondisi rumah-rumah yang rusak dan berbincang dengan warga. Mereka juga memberikan bantuan sembako, kepada para korban terdampak bencana ini.
Baca Juga: Samsul RWJ dan Puluhan Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Dukung Dhito-Dewi
“Saya bersama Relawan Suket Teki Nusantara yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan ingin menyambung rasa dengan warga di Bujel, serta dengan solidaritas kami, kami ingin membantu meringankan beban dengan adanya bencana puting beliung ini,” kata Vinanda.
Ia memastikan tak ada unsur politik dalam aksinya ini. Suket Teki Nusantara sejak berdiri pada 2008 terus bergerak membantu masyarakat dengan semboyan khas mereka 'Urip Sak Paran Paran Seduluran Sak Lawase' yang artinya dapat hidup dimanapun, persaudaraan dan kekeluargaan selamanya.
“Tidak ada (unsur politik). Ini yang selama ini kami lakukan sejak 2008,” akunya.
Baca Juga: Warga Satak Kediri Bergejolak, Tuntut Hak Garap Tanah Perhutani
Rencananya, para Relawan Suket Teki Nusantara juga akan kembali ke lokasi, untuk membantu mengevakuasi reruntuhan atap bangunan yang roboh pada hari ini Selasa (12/11/2024). Di lokasi kejadian, listrik dipadamkan sementara, sebagai upaya untuk mengurangi risiko bahaya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News