
SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Situbondo, Achmad Djunaidi, mengatakan bahwa terdapat sekitar 35 sapi yang mati, dan 82 ekor lainnya terinfeksi PMK atau penyakit mulut dan kuku.
"35 sapi mati, 82 ekor yang sakit se-Kabupaten Situbondo. Ada 7 kecamatan belum melaporkan (10 kecamatan sudah)," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (2/1/2025).
Menurut laporan warga tentang sapi mati, ia menyebut pihaknya telah menurunkan tim kesehatan hewan ke lapangan.
"Tim Disnakkan dan dokter dari Puskeswan Mangaran turun ke Dusun Karang Kenek, Desa Pokaan, pada Sabtu (28/12/2024), ditemukan bahwa awalnya BEF (Bovine Ephemeral Fever atau demam tiga hari, tidak menular), setelah 3-4 hari kok jadi PMK. Bisa saja karena mutasi gen virusnya sudah mutasi, ini lebih ganas bisa menimbulkan kematian," paparnya.
Achmad meminta warga untuk segera melaporkan apabila ternaknya terserang penyakit.
"Supaya itu juga segera melaporkan kepada kami, sehingga kami antisipasinya itu cepat," ucapnya.
Ia menegaskan, vaksinasi telah dilaksanakan.
"Pelaksanaan vaksinasi kita lakukan mulai tahun 2022, baru selesai Juli-Agustus. Tidak setiap hari divaksin, ada jadwalnya. Sudah divaksin, 6 bulan vaksin kedua, 6 bulan lagi baru di booster satu, kemudian 6 bulan lagi booster kedua," katanya.
Menurut dia, penyakit bisa datang sewaktu-waktu saat musim hujan.
"Jaga kebersihan, disinfektan kandang, kalau ada yang sakit itu segera diisolasi, dipisah dengan yang sehat," pungkasnya. (sbi/mar)