SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketegangan terjadi antara kelompok organisasi masyarakat (Ormas) dengan pihak Kecamatan Asemrowo, Surabaya, pada Senin (6/1/2025) pagi.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di Kantor Kecamatan Asemrowo ini viral di media sosial.
Baca Juga: Maling Gondol 2 Pikap di Surabaya
Dalam video yang beredar, terlihat sejumlah anggota Ormas memaksa masuk ke ruang kerja Camat Asemrowo Surabaya.
Massa datang dengan nada marah. Bahkan terjadi adu argumen yang membuat suasana semakin tegang.
Terkait insiden tersebut, Camat Asemrowo, Kota Surabaya, Muhammad Khusnul Amin mengatakan bahwa ketegangan bermula dari upaya penertiban bangunan liar di beberapa lokasi.
Baca Juga: Harga Sembako Surabaya 23 Februari 2025: Cabai Naik, Minyak Goreng Premium Lebih Murah dari Curah
“Kami melakukan penertiban bangunan liar atas permintaan warga dan tokoh masyarakat. Lokasi pertama di bawah Jembatan Dupak Rukun Barat, ada sekitar 20 bangunan liar yang mengganggu akses warga," kata Amin dalam konferensi pers di Kantor Kecamatan Asemrowo Surabaya, Rabu (8/1/2025).
Ia menegaskan bahwa penertiban bangunan liar tersebut diawali dengan sosialisasi. Bahkan juga diikuti pemberian surat peringatan sebanyak tiga kali.
Baca Juga: Info BMKG Hari ini Minggu 23 Februari 2025: Cuaca Jatim Masih Hujan Lebat, Surabaya Jam Berapa?
“Setelah penertiban selesai, warga merasa nyaman. Kemudian penertiban dilanjutkan di bawah Jembatan Tol Asemrowo dan Rumah Pemotongan Hewan,” ungkapnya.
Namun, Amin menyebut, jika penertiban lanjutan ke arah barat memicu protes dari salah satu Ormas. Bahkan, setelah surat peringatan pertama dilayangkan, anggota Ormas menghubunginya dan meminta agar penertiban dihentikan.
"Awalnya Ormas telepon saya, saya janji hari Senin (6/1/2025) menemui mereka, tapi pagi hari mereka sudah datang. Saat itu saya lagi ada rapat dengan dua staf, Mas Alfian dan Mbak Devi, soal inovasi dan program," katanya.
Baca Juga: Kuatkan Organisasi, Fatayat NU Surabaya Lantik PAC dan Pimpinan Serentak
Karena sedang fokus pada rapat, Amin pun meminta waktu untuk menyelesaikannya sebelum menemui massa.
Namun, situasi semakin memanas dengan adanya tuduhan tak berdasar dari Ormas yang menuding ia tidak melayani masyarakat.
"Mereka datang sambil teriak-teriak, ada yang gedor-gedor pintu. Akhirnya mereka menuduh saya, (menyembunyikan) perempuan di dalam. Padahal di dalam saya bersama Mas Alfian dan Mbak Devi sedang rapat," ungkapnya.
Baca Juga: Kolaborasi dengan BRIN Sampoerna Academy Gelar STEAM Expo 2025: Inovasi Hijau, Solusi Masa Depan
Karena itu, Amin menyayangkan sikap Ormas yang datang ke Kantor Kecamatan dengan ramai-ramai.
Bahkan mereka menggiring opini di media sosial seakan ia tengah menyembunyikan wanita di dalam ruangan.
"Jadi kalau disebut tidak melayani warga, keliru itu. Mereka (seharusnya) datang baik, dengan sopan santun, bukan gerudukan, teriak-teriak sehingga staf kami ketakutan lari semua," tegasnya.
Baca Juga: Remaja Perempuan Dikabarkan Tenggelam di Sungai Medokan Semampir Surabaya
Di waktu yang sama, Devi, salah satu staf Kecamatan Asemrowo Surabaya, saat kejadian mengaku trauma atas insiden tersebut.
Sebab, di saat rapat bersama Alfian dan camat, tiba-tiba terdengar suara teriakan disertai gedoran pintu. Karena itu, Devi langsung lari dan bersembunyi di bawah meja.
"Kenapa saya lari di bawah meja Pak Camat, karena saya ketakutan, bukan karena saya melakukan sesuatu aneh-aneh dengan Pak Camat," kata Devi.
Baca Juga: Polrestabes Surabaya Tangkap Pelaku Pencabulan Anak
Ia pun kembali menegaskan bahwa pada saat kejadian, ia bersama Alfian berada di dalam ruangan camat untuk rapat koordinasi, bukan melakukan hal-hal yang tidak pantas.
"Di dalam (ruangan) saya melakukan koordinasi, dan di dalam ruangan juga bertiga dengan Mas Alfian dan Pak Camat. Jadi saya tekankan lagi, saya tidak melakukan hal aneh-aneh dengan Pak Camat," tegasnya.
Hal yang sama juga ditegaskan Alfian, Staf Kecamatan Asemrowo. Di saat kejadian, ia bersama Devi sedang mengikuti rapat bersama camat.
Baca Juga: Soal Penipuan UMKM yang Rugikan Ratusan Juta, Inspektorat Surabaya Panggil 3 Pegawai Outsourcing
Namun, tiba-tiba banyak massa datang sehingga membuat ia takut dan bersembunyi di belakang pintu.
“Awal (massa) ketok pintu biasa, tapi setelah itu, keras. Nah, kita sendiri saat itu merasa panik, takut. Jadi mohon maaf karena waktu massa banyak, saya merasa panik dan takut," pungkasnya. (ari/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News