SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menduduki urutan pertama dalam perguruan tinggi terbaik bidang logistik dan manajemen rantai pasok di Indonesia versi EduRank. Perolehan ini merupakan buah dari usaha ITS dalam merintis pendidikan, riset, dan penelitian di kedua bidang tersebut selama 25 tahun terakhir.
Guru besar Departemen Teknik Sistem dan Industri, Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP, mengungkapkan logistik dan manajemen rantai pasok merupakan tulang punggung dalam keseluruhan proses industri. Kedua ilmu tersebut menentukan efisiensi, responsivitas, serta produktivitas suatu perusahaan dalam melangsungkan dan mengelola proses industri.
Baca Juga: Minimalisasi Kecelakaan Kerja, ITS Gagas Revolusi Keselamatan Lewat Teknologi Digital
Sejak tahun 2000, lanjutnya, ITS telah beranjak mengirimkan beberapa dosen untuk studi lanjut di luar negeri mengenai ilmu logistik dan manajemen rantai pasok.
Nyoman mengatakan, langkah awal itu menjadi sebuah pemantik bagi ITS untuk menguatkan fundamental di kedua bidang tersebut.
“Usai masa studi, kami mulai mematangkan diri dan membuka kuliah pertama di Surabaya pada tahun 2001,” beber Nyoman.
Baca Juga: Baru Dilantik, Dirjen Diktisaintek Langsung Hadiri Kegiatan Sekolah Kepemimpinan di ITS
Bermula dari kelas manajemen rantai pasok tersebut, ITS semakin memantapkan pengembangan kedua bidang ilmu tersebut dengan mengadakan konferensi internasional pada tahun 2005 yang bertajuk Operations and Supply Chain Management di Bali, dan terus dihelat di berbagai negara lain.
“Ini merupakan upaya ITS dalam memelopori penyebarluasan penerapan logistik dan manajemen rantai pasok,” papar profesor kelahiran Bangli, Bali ini.
Nyoman mengungkapkan, sumbangsih ITS ini terus dilanjutkan hingga terlibat sebagai pelopor dalam pembentukan Institut Supply Chain dan Logistik Indonesia (ISLI). Ia berujar, ITS terus mengembangkan bidang ilmu tersebut, bahkan terus mengeskalasikannya kepada jenjang pascasarjana dan menyediakan fasilitas pembelajaran yang mumpuni.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Berhasil Hadirkan Alat Deteksi Gula Darah Non-Invasif
“Lahirnya Laboratorium Logistik dan Manajemen Rantai Pasok di Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS menjadi bukti atas hal ini,” tambahnya.
Ia melanjutkan, berbagai program lainnya seperti penetrasi mata kuliah di berbagai departemen hingga terpublikasinya berbagai jurnal dan penelitian terus digencarkan hingga kini.
Upaya tersebut menjadi langkah ITS untuk mewadahi para mahasiswanya demi menjadi perguruan tinggi yang ideal dalam mematangkan logistik dan manajemen rantai pasok.
Baca Juga: Komitmen Dorong Komersialisasi Riset, ITS Teken MoU dengan Asosiasi Inventor Indonesia
“Perlahan tetapi pasti, ITS kini mulai mencapai kondisi institusi yang cukup ideal,” tegasnya memastikan.
Kondisi ideal ini, imbuh Nyoman, perlahan diraih dengan keunggulan publikasi riset hingga eratnya hubungan ITS dengan berbagai industri. Oleh karena itu, kesempatan para mahasiswa memahami logistik dan manajemen rantai pasok akan tumbuh pesat.
“Konsultasi, pelatihan, dan kerja sama di bidang terkait menjadi media pembelajaran yang baik bagi mahasiswa,” ucap Nyoman.
Baca Juga: Dukung Kemajuan Mitigasi Bencana, ITS Gelar Simposium Internasional
Capaian hasil riset dosen dan mahasiswa ITS tersebut menunjukkan komitmen ITS dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya SGDs 9 dalam menciptakan industri, inovasi, dan infrastuktur yang memadai, serta SDGs 17 untuk mewujudkannya lewat kemitraan demi mencapai tujuan. Selain itu, hal ini turut menjadi bentuk transparansi ITS dalam memberikan keterbukaan informasi kepada masyarakat.
Ke depannya, ia berharap agar ITS dapat terus mencanangkan berbagai program dan media yang dapat terus mewadahi para mahasiswa, serta memberi sumbangsih akan proses industri.
“Sehingga diharapkan ITS dapat terus mencetak reputasi baik di bidang terkait dan memberi kebermanfaatan bagi industri serta masyarakat,” pungkasnya. (msn)
Baca Juga: Rawan Terjadi Angin Puting Beliung, Pakar ITS Serukan Kesiapan Mitigasi Bencana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News