ARAFAH, BANGSAONLINE.com – Sebanyak 300 jemaah haji Indonesia akhirnya dievakuasi. Itu akibat sejumlah tenda jemaah calon haji Indonesia roboh dihantam angin kencang. Kejadian itu menimpa Maktab Maktab 8, Arafah. Diperkirakan, kecepatan angin yang melanda Arafah pukul 20.00 Waktu Arab Saudi (WAS) kemarin mencapai 19 kph.
Namun dipastikan, kejadiantersebut tidak mengganggu kelancaran ibadah wukuf jamaah dari Indonesia. Penegasan tersebut disampaikan oleh Kasubag Informasi Haji, Affan Rangkuti, seperti dilansir Okezone, siang ini.
Baca Juga: 9 Kantor Imigrasi di Jatim Permudah Pembuatan Paspor bagi Pekerja Migran Indonesia
Affan Rangkuti menjelaskan, tenda di pemondokan roboh karena Arab Saudi sedang dilanda cuaca cukup ektrim berupa angin kencang. Saat peristiwa terjadi pada 22 September malam, jemaah Indonesia sedang dalam perjalanan dari Makkah ke Arafah.
"Saat kejadian jemaah kita belum sampai di Arafah. Saat itu mereka masih dalam perjalanan. Kita berangkat tanggal 22 itu tiga shift, pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 waktu Arab Saudi," papar Arfan di kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng, Rabu (23/9/2015).
"Menag sudah tinjau keadaan tenda yang roboh. Kalau rombongan JKG datang dan ketika ditinjau tendanya belum didirikan. Sehingga dipinjamkan tenda dari Muassasah Asia Tenggara untuk maktab 8 dan 9," terang Affan.
Baca Juga: Energi Sai untuk Perbaikan Spirit BLu Speed
Saat ini, lanjut Affan, jemaah haji Indonesia telah sampai di Arafah. Jemaah sedang melakukan persiapan wukuf yang akan dimulai Rabu pukul 10.30 - 12.15 waktu Arab Saudi. Sementara perbedaan waktu antara Indonesia dan Arab Saudi adalah empat jam.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga sudah meninjau lokasi kejadian di Arafah. Sebanyak 300 jamaah asal Indonesia segera dievakuasi.Di sana Maneg juga meminta pendamping haji mencari tenda baru untuk para korban.
"Tolong segera cari alternatif tenda, berapa kapasitas tenda yang ada," ujar Lukman Hakin Saifuddin kepada petugas Indonesia yang mendampinginya bertemu dengan pengurus Maktab dan perwakilan Muassasah Asia Tenggara.
Baca Juga: Salat di Kamar Hotel Ikuti Imam di Masjidil Haram, Apakah Sah?
Dalam dialog tersebut, diketahui ada tiga tenda yang bisa menjadi alternatif untuk dipakai, yaitu tenda musala, tenda untuk pengurus maktab, dan tenda muassasah. Hanya saja, kapasitas ketiga tenda tersebut diperkirakan cukup menampung 150 orang.
Jumlah jemaah yang tendanya roboh mencapai 300 orang. Sedangkan pengelola Maktab tidak berani membangun kembali tenda yang roboh, karena khawatir roboh kembali.
Lukman juga meninjau tenda Muassasah yang kondisinya lebih baik. Lalu meminta Kepala Satuan Operasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) Letnan Kolonel Abu Haris mengevakuasi para korban ke Musala Maktab 9 dan Kantor Maktab 8. "Tempatkan dulu. Kalau tidak muat baru ditempatkan di Tenda Muassasah, kondisi tenda itu lebih baik," tambah Lukman seperti dilansir Okezone siang ini.
Baca Juga: Petugas Bandara Jeddah Sita 2 Karung Rokok Jemaah Haji Asal Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News