Upah Dinilai Murah, Pabrik Besar Pilih Pindah ke Lumajang

LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Selama dua tahun terakhir, sejumlah industri besar mulai ekspansi dengan memindahkan operasional pabriknya dari kawasan ring 1 Jawa Timur, ke Kabupaten Lumajang. Hal ini dipilih para pengusaha besar, dengan pertimbangan upah pekerja dinilai murah.

Pengurus Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Kabupaten Lumajang Yusuf Satria membenarkan hal ini. "Itu saya pikir lumrah, karena perusahaan besar yang memindahkan operasional pabriknya ke Lumajang dari kawasan ring 1 Jawa Timur, mulai dari Gresik, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan, dengan berbagai pertimbangan," katanya.

Baca Juga: Alasan Prestasi, Keluarga Besar Ponpes Syarifuddin Lumajang Doakan Khofifah Jadi Gubernur 2025-2030

Pertimbangan yang utama, menurutnya, adalah UMK (Upah Minimum Kaupaten) bagi pekerja di wilayah Kabupaten Lumajang yang dinilai murah. Upah pekerja di Kota Pisang ini berada di grade pertengahan dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jatim. "Sedangkan di kawasan ring 1, upah pekerjanya kan tinggi, antara Rp 2 juta-an," paparnya.

Pertimbangan murahnya upah pekerja itu, juga ditambah lagi dengan pertimbangan lainnya yang juga penting, yakni mendekatkan operasional pabrik dengan bahan baku. Hal ini terutama untuk industri besar di bidang perkayuan. "Sejauh ini dari pantauan saya, sudah ada 5 industri besar di bidang perkayuan yang memindahkan pabrik dari ring 1 ke Lumajang," terangnya.

Dengan dua pertimbangan utama ini, pengusaha menilai bahwa penting memindahkan pabriknya di Lumajang jika mau bertahan. Apalagi, di wilayah Kabupaten Lumajang ketersediaan SDM untuk pekerja juga sangat memadai dan mencukupi.

Baca Juga: Sambangi Pasar Baru Lumajang, Khofifah Janji Lanjutkan Zakat Produktif untuk Usaha Ultra Mikro

"Untuk ketersediaan pekerja ini yang menjadi pendorong utama industri besar ekspansi memindahkan pabriknya ke Lumajang. Di mana, setiap industri atau pabrik yang berpindah ke sini (Lumajang, red), menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit," tuturnya.

Setiap pabrik, lanjut Yusuf Satria, minimal membutuhkan tenaga kerja 1.500 orang. Tapi tergantung perusahaannya, karena ada yang sampai lebih dari 2 ribu pekerja yang dibutuhkan. "Dan masing-masing pabrik sudah bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja itu," tuturnya.

Bertambahnya kompetitor industri yang pindah ke Lumajang dari kawasan ring 1, disikapi pengusaha yang lebih dulu beroperasional, menambah persaingan bisnis secara positif. "Artinya, seperti saya yang bergerak di industri perkayuan, melihat pindahnya industri besar kayu dari ring 1 Jatim ke Lumajang, sebagai pesaing dalam menjaga sustaineable ketersediaan bahan baku yang kami butuhkan. Kalau semula bahan baku bisa kami pastikan bisa mencukupi, saat ini saling berebut," ungkapnya.

Baca Juga: Kampanyekan Paslon Indah-Yudha, Repnas Lumajang Bagikan Ikan Tongkol Gratis ke Pedagang

Pasalnya sejauh ini bahan baku yang tersedia di Lumajang, khususnya untuk industri perkayuan tidak lagi mencukupi. Sehingga, industri yang ada harus mendatangkan dari daerah-daerah di sekitarnya, seperti Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Banyuwangi.

Sesuai data Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Lumajang, setiap tahun industri bidang perkayuan membutuhkan material bahan baku mencapai 1 juta meter kubik. Dan setiap tahun, kebutuhan bahan baku yang didominasi jenis sengon albasia hanya 750 ribu meter kubik yang dipenuhi dari lokal Lumajang. Sisanya, 250 ribu meter kubik mendatangkan dari luar daerah.

Yusuf Satria juga menyampaikan bahwa pengusaha melihat bahwa bertambahnya industri besar yang berekspansi ke Lumajang, menambah investasi yang positif untuk mendorong pertumbuhan masyarakat. Apalagi, produk industrinya juga berorientasi market ekspor ke berbagai Negara di Asia, Australia dan Amerika.\

Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport

"Yang dilihat oleh pengusaha tidak hanya sisi keuntungan saja. Tapi bagaimana bisa memberikan kontribusi yang positif terhadap daerah dan juga masyarakatnya. Contohnya, dengan banyaknya industriyang masuk ke Lumajang, maka penyerapan tenaga kerja akan semakin tinggi. Dampaknya, pengangguran bisa ditekan serendah mungkin. Dengan begitu peran juga akan semakin dinamis," demikian urai Yusuf Satria.

Suharwoko, Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lumajang mengungkapkan, pihaknya membuka pintu lebar-lebar dengan ekspansi industri dari ring 1 Jatim dengan memindahkan operasional pabriknya ke Lumajang.

"Tentu kami sangat bersyukur, karena dengan keberadaan investasi baru, operasional pabrik baru, maka penyerapan tenaga kerja bisa maksimal. Dengan begitu, pertumbuhan akan sangat positif. Bahkan, Pemkab Lumajang berkomitmen, untuk mempermudah perizinannya," jelasnya.

Baca Juga: Targetkan Suara 72 Persen, ​JKSN Lumajang Deklarasi Siap Menangkan Khofifah-Emil

Sejauh ini, masih kata Suharwoko, pihaknya juga mendengar jika ekspansi itu dilakukan industri besar di ring 1 dengan pertimbangan upah pekerja murah dan bahan baku melimpah, hal itu juga wajar. "Karena di Jatim, upah pekerja di Lumajang berada di middle grade. Dan bahkan dalam waktu tidak lama lagi, saya dengar informasi bahwa ada lagi industri besar dari ring 1 Jatim yang memindahkan pabriknya ke Lumajang juga," jelas Suharwoko. (ssn/ros) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO