Perkuat Industri, Profesor ITS Kembangkan Material Seluler dan Magnet Mesin

Perkuat Industri, Profesor ITS Kembangkan Material Seluler dan Magnet Mesin Profesor ITS ke 208, Agus Sigit Pramono, ketika menjelaskan penggunaan magnet pada komponen mesin roda gigi. Foto: Ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Guru Besar (Gubes) Institut Teknologi Sepuluh Nopember () ke-208, Agus Sigit Pramono, mengembangkan penggunaan material seluler dan magnet pada komponen mesin.

Alumnus S1 Teknik Mesin tersebut menjelaskan, alat mekanik yang digunakan saat ini masih berupa material pejal dan masih berjalan dengan kontak fisik. Padahal, sebuah alat mekanik juga perlu dalam menyesuaikan kebutuhan yang dapat meminimalisir risiko yang mampu merugikan hingga lingkungan.

Baca Juga: Luncurkan Kapal Terbaru, Tim ITS Optimis Raih Juara Lagi di Ajang IRC 2025

“Hal tersebut seperti lebih ringan, tidak bising, serta kemampuan menyerap energi yang besar,” terangnya, Jumat (21/2/2025).

Sebagai jawaban dari keresahan tersebut, lelaki asal Madiun ini berupaya dalam mengembangkan penggunaan material seluler pada struktur dan magnet pada komponen mesin.

“Hal ini juga selaras dalam memenuhi poin Sustainable Development Goals (SDGs) 9 tentang , inovasi, dan infrastruktur dalam meningkatkan yang tangguh dan berkelanjutan,” jelas dosen Departemen Teknik Mesin ini.

Baca Juga: Prodi RKP ITS Raih Penghargaan Khusus dari DK3P Jatim

Material seluler di sini merupakan sebuah inovasi dari material yang umumnya berupa benda padat penuh atau pejal menjadi material berongga yang dapat menyesuaikan kebutuhan.

“Material seluler dimungkinkan diwujudkan karena adanya inovasi proses manufaktur berupa additive manufacturing atau lebih dikenal sebagai 3D printing,” papar lelaki kelahiran 1965 tersebut.

Lebih lanjut, magnet yang digunakan pada komponen mesin di sini merupakan inovasi dalam membantu pergerakan mesin tanpa memerlukan kontak fisik dengan bantuan kekuatan magnet. Hal ini dipicu oleh adanya penemuan material magnet neodymium yang mempunyai gaya magnet sekitar 10 kali lebih kuat dari magnet yang sudah ada.

Baca Juga: Dukung Industri Berkelanjutan, Profesor ITS Manfaatkan Instrumentasi Optik

“Tujuannya untuk mengurangi kebisingan, keausan, dan temperatur,” jelasnya.

Dalam penggunaan material seluler, Agus turut mengembangkan pembuatan ban tanpa angin (airless tires) hingga implan lumbar cage dengan struktur lattice. Ban tanpa angin tersebut ditujukan pada daerah yang rawan benda tajam serta kurang memiliki akses penambalan ban. Sedangkan porositas pada material lattice, selain mendapatkan struktur ringan, juga memungkinkan jaringan tulang tumbuh ke dalam implan dan mengunci implan secara stabil ke dalam vertebra sekitarnya.

Selanjutnya pada komponen magnet, lelaki yang telah menyelesaikan doktoralnya di Prancis tersebut mengimplementasikannya pada roda gigi dalam mesin . Hal inilah yang memungkinkan agar roda gigi dapat berputar tanpa memerlukan kontak fisik, sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan maupun kebisingan. Selain itu, teknologi ini tidak menggunakan pelumas seperti oli yang mampu memenuhi kebutuhan makanan dengan higienitas tinggi.

Baca Juga: Hebat, Mahasiswa ITS Ciptakan Gelang Sensor Pintar untuk Cegah Kecelakaan Kerja

Meski begitu, Agus juga mengungkapkan bahwa pengembangan inovasi tersebut tidak serta merta menggantikan material pejal pada roda gigi mekanik. Hal tersebut karena kapasitas torsi yang dihasilkan akan tetap berbeda.

“Perlu adanya penyesuaian sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ,” paparnya.

Di akhir, Agus berharap teknologi ini dapat diterapkan penggunaannya dan dapat terus berkembang khususnya pada aspek ekonomis. Selain itu dirinya juga berharap agar teknologi ini mampu menjawab kebutuhan .

Baca Juga: Perkenalkan Konsep SDGs di Lingkungan Kampus, ITS Hadirkan CommTech Camp Insight 2025

“Diharapkan hal ini mampu meningkatkan kualitas dan proses produksi saat ini dan ke depannya,” pungkasnya penuh harap. (msn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO