
Karena Firaun adalah wakil para dewa, penobatannya bukan sembarang upacara politik, tapi ritual sakral yang melibatkan kuil dan para pendeta tertinggi.
Saat seorang pewaris takhta akan menjadi Firaun, dia harus melewati upacara pengesahan oleh Dewa Amun di Kuil Karnak. Di sana, para pendeta akan mengumumkan bahwa dewa telah memilihnya sebagai pemimpin.
Kemudian, Firaun baru akan menerima nama Horus, yang menandakan bahwa dia sekarang adalah titisan dewa langit. Nama ini diukir di dalam kartus (kartouche), simbol kekuasaan yang hanya dimiliki Firaun.
Tapi jadi Firaun bukan cuma soal gelar, dia harus membuktikan bahwa dirinya layak!
Tantangan Para Firaun: Ujian dari Dewa
Setiap Firaun harus melewati berbagai ujian untuk membuktikan bahwa dia memang pilihan para dewa. Beberapa ujian yang terkenal dalam mitologi Mesir adalah:
- Ritual Sed-Festival: Setelah bertahun-tahun memerintah, seorang Firaun harus menjalani ritual lari mengelilingi kuil untuk menunjukkan bahwa dia masih kuat dan layak memimpin. Kalau gagal? Bisa dianggap kehilangan restu para dewa!
- Hubungan dengan Dewa Amun: Beberapa Firaun harus menunjukkan kesetiaan mereka dengan membangun kuil besar untuk Amun, seperti yang dilakukan oleh Ramses II di Abu Simbel.
- Perang Suci: Firaun juga harus membuktikan kekuatannya di medan perang, karena dia adalah pemimpin militer yang ditugaskan melindungi Mesir dari musuh-musuhnya.
Kalau gagal menjaga keseimbangan dan keadilan? Negara bisa jatuh dalam kekacauan, dan Firaun bisa kehilangan kepercayaan rakyat serta restu para dewa!