
BANGSAONLINE.com - Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh ampunan dan berkah. Seluruh Umat Islam senantiasa menyambut bulan suci ini dengan penuh antusias setiap tahunnya.
Faktanya, mayoritas Umat Islam percaya bahwa saat Ramadhan, setan dibelenggu. Maka dari itu, intensitas orang-orang yang berbuat maksiat saat bulan puasa berkurang.
Akan tetapi, kenyataannya masih banyak orang-orang yang masih berbuat dosa pada bulan suci ini. Seperti dengan sengaja membatalkan puasa, mencuri, dan lainnya.
Hal ini menuai banyak pemahaman tentang apa sebenarnya makna dari setan yang dibelenggu saat Bulan Ramadhan. Maka dari itu, beberapa ulama telah memiliki penjelasan terkait hal ini.
"Ketika bulan Ramadhan tiba, setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut merupakan hadits yang dirujuk oleh banyak Umat Islam tentang istilah setan yang dibelenggu saat Ramadhan. Para ulama telah menjabarkan tafsiran terkait mengapa manusia masih melakukan dosa di saat bulan puasa agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Al-Hafidh Ibnu Hajar menyatakan bahwa makna yang sebenarnya adalah setan tidak memiliki kebebasan untuk menggoda manusia seperti pada bulan biasa. Hal ini dikarenakan Umat Islam fokus beribadah saat Bulan Ramadhan.
Kesibukan Umat Islam seperti membaca Al-Qur’an, sholat tarawih, berzikir, dan mengamalkan ibadah lainnya pada bulan puasa mengakibatkan pengaruh setan menjadi lebih lemah dari biasanya.
Selain itu, Al-Jazairi memiliki penjelasan yang lain. Ia menyatakan bahwa setan tidak hanya merujuk pada golongan jin akan tetapi, setan dalam bentuk manusia juga dapat mengajak manusia lain untuk melakukan maksiat.
Jadi, meskipun setan telah dibelenggu saat Bulan Ramadhan, bukan berarti Umat Islam akan dijamin untuk terbebas dari dosa.
Umat Islam tetap harus mengendalikan hawa nafsunya selama berpuasa karena itu merupakan tantangan utamanya. (mg1)