
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) kembali menggelar diskusi rutin bertajuk tadarus jurnalistik, Jumat (14/3/2025).
Kali ini, tema yang diangkat yaitu, “Bincang Akhlak Pejabat Publik” dengan narasumber Kepala Divisi Gakkumdu Bawaslu Sidoarjo, Moeh. Arief.
Arief menyampaikan bahwa idealnya pejabat publik harus memiliki akhlak sebagaimana dicontohkan Rasulullah.
"Shidiq atau jujur itu penting. Amanah, menjalankan janji kepada masyarakat. Dan fatonah, bijak dalam menyikapi persoalan di masyarakat," ujarnya.
Namun, Arief menyadari realitasnya tidak akan semudah itu. Ia mengatakan bahwa Bawaslu dan KPU sebagai filter awal dalam pemilu dan pilkada tidak sepenuhnya bisa menyaring calon dengan akhlak buruk. Sebab, mereka hanya menjalankan prosedur sesuai regulasi.
"Contohnya pada 2019, napi koruptor dilarang mencalonkan diri. Tapi ketika aturan itu dicabut, banyak mantan koruptor maju dan terpilih. Kami tidak bisa membatalkan pencalonan mereka karena undang-undangnya memperbolehkan," jelasnya.
Menurut Arief, pencegahan bisa dilakukan dengan mengawal proses pembuatan undang-undang yang lebih ketat.
"Jadi kita bisa kawal bersama melalui teman-teman media mengenai undang-undang tersebut," katanya.
Di sisi lain, Bawaslu juga terus berupaya meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat.
"Kami tak bisa bekerja sendiri. Media punya peran penting dalam mengawal demokrasi dan akhlak pejabat publik," tambahnya.
Sementara Ketua Forwas, M. Taufik, menegaskan bahwa tadarus jurnalistik bukan sekadar diskusi, tetapi juga ruang refleksi bagi jurnalis untuk mengawal moralitas pemimpin melalui pemberitaan.
"Acara ini menjaga nalar kita. Setidaknya kita berpikir soal akhlak pejabat. Ini upaya bersama mengawal mereka melalui pemberitaan," tuturnya. (cat/rev)