
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Universitas Islam Kadiri (Uniska) menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program beasiswa studi lanjut yang difasilitasi oleh Baznas, bekerja sama dengan Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU).
Program ini menjadi jembatan penting bagi para dosen untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sekaligus menghasilkan penelitian yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Proses seleksi beasiswa ini berlangsung dalam 2 tahap, tahap pertama adalah seleksi administrasi, di mana peserta diwajibkan mengumpulkan proposal penelitian yang akan dikerjakan selama studi, surat rekomendasi, serta dokumen pendukung lainnya.
Lalu, Tahap kedua berupa wawancara, yang mendalami substansi rencana penelitian serta rekam jejak akademik peserta. Menurut Achmad Arif Alfin, salah satu penerima beasiswa doktoral, wawancara juga menilai kebermanfaatan penelitian yang diusulkan.
Informasi mengenai program ini disampaikan secara internal melalui jalur universitas, berdasarkan arahan langsung dari pimpinan kampus.
Dalam hal ini, Uniska turut aktif berperan dalam menyebarluaskan informasi serta mengoordinasikan pendaftaran beasiswa kepada dosen-dosen yang memenuhi kriteria.
Penelitian yang diangkat para penerima pun relevan dengan tantangan masa kini. Achmad Arif Alfin sendiri meneliti penerapan teknologi deep learning untuk prediksi sifat fisik dan kimia tanah berdasarkan citra hiperspektral. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pertanian modern melalui analisis tanah yang lebih cepat dan akurat.
“Di Indonesia, ketidaktepatan penggunaan pupuk masih menjadi tantangan. Penelitian ini berupaya menjawab permasalahan tersebut melalui pendekatan teknologi,” ujarnya.
Sementara itu, Putri Awalina, mengangkat topik tentang kinerja keuangan perusahaan. Menurutnya, riset ini penting untuk menilai efektivitas strategi bisnis secara objektif dan menjadi dasar prediksi keberlanjutan suatu organisasi.
Keduanya sepakat bahwa beasiswa ini memberikan manfaat nyata, terutama dalam meringankan beban finansial. Bagi Putri, bantuan UKT sebesar Rp15 juta sangat membantu fokus studi. Sementara bagi Alfin, kesempatan ini bukan hanya soal biaya pendidikan, tapi juga akses terhadap riset dan kolaborasi profesional yang lebih luas.
“Harapan kami, program ini bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak dosen maupun mahasiswa. Terima kasih kepada Baznas dan LPTNU atas dukungan luar biasa terhadap pendidikan tinggi di Indonesia,” tandas Alfin.(uji/mar)