SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kekhawatiran masuknya virus Mers dan antraks melalui jemaah haji, hingga kedatangan kloter-22 belum terdeteksi. Demikian diungkapkan Kepala Bidang Urusan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur HM Sakur, di Asrama Haji Surabaya (AHS), Kamis (8/10).
"Alhamdulilah, sejauh ini, dari pantauan melalui thermo scanner semua aman. Artinya, suhu badan jemaah haji betul-betul terkontrol. Masih dalam batas-batas normal sehingga belum dinyatakan terkena virus yang ditakutkan," kata Sakur.
Baca Juga: 9 Kantor Imigrasi di Jatim Permudah Pembuatan Paspor bagi Pekerja Migran Indonesia
Meski begitu, ada dicatat sejumlah jemaah haji meninggal. Bukan dikarenakan terjangkit virus, melainkan karena penyakit yang memang sudah diderita sejak berangkat. Catatan Sakur, jumlah jemaah haji yang meninggal dari Debarkasi Surabaya, sebanyak 109 orang.
Rinciannya, meninggal dunia karena sakit 79 orang, korban tragedi mina 24 orang, musibah crane 2 orang, meningal di pesawat 2 orang, dan meninggal di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya 2 orang. "Yang dinyatakan hilang, sudah tidak ada," kata dia.
Terkait jemaah haji yang meninggal karena musibah tragedi Mina, pihak Kemenag Jatim belum berani memastikan, apakah pemerintah Saudi Arabia akan memberikan santunan atau asuransi.
Baca Juga: Energi Sai untuk Perbaikan Spirit BLu Speed
Sakur menyarankan, daerah yang mengkoordinir dengan keluarga korban. Data kolektif itu disampaikan kepada kanwil Kemenang Jatim. "Nanti kami yang akan mengurus. Yang jelas, dengan catatan setelah operasional haji selesai. Saat ini, kita masih berkonsentrasi di penyelenggaraan haji," kata dia. (sby2/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News