Seminar Pengusulan Pahlawan Kiai Yusuf Hasyim sampai Tengah Malam, Ini Kata Gubernur Khofifah

Seminar Pengusulan Pahlawan Kiai Yusuf Hasyim sampai Tengah Malam, Ini Kata Gubernur Khofifah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan dalam acara Istighotsah dan seminar pengusulan KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (28/5/2025) malam.. Foto: M. Mas'ud Adnan/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ratusan kiai dan nyai dari berbagai daerah Jawa Timur mengikuti istighatsah dan seminar tentang pengusulan KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional. Seminar itu digelar di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya. Hadir sejumlah tokoh nasional sebagai pembicara. Siapa saja? Bagaimana sikap KH M Yusuf Hasyim yang masih berusia 16 tahun ketika ayahnya, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Rais Akbar PBNU, ditangkap? Di bawah ini, M. Mas’ud Adnan, wartawan BANGSAONLINE, melaporkan secara bersambung. Selamat mengikuti:

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi acara istighatsah dan seminar pengusulan KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional yang berlangsung hingga tengah malam.

“Acara seminar pahlawan sampai tengah malam, kalau bukan Yai Asep nggak ada,” kata Gubernur Khofifah sembari tersenyum saat memulai sambutannya dalam acara Istighotsah dan seminar pengusulan KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya, Rabu (28/5/2025) malam.

Acara seminar ini diawali dengan shalat malam 12 rakaat 6 salam, lalu istighatsah yang dipimpin Kiai Asep Saifuddin Chalim. Acara seminar ini juga dibarengkan dengan walimatus safar lil haj Kiai Asep bersama keluarga serta jemaah haji Amanatul Ummah.

Menurut Gubernur Khofifah, acara forum seminar semacam ini sangat penting untuk memperkuat ingatan kolektif bangsa atas jasa-jasa ulama atau kiai dalam memerdekaan Republik Indonesia dan menjaga keutuhan NKRI.

“Seminar malam ini bukan sekedar dukungan agar KH M Yusuf Hasyim dianugrahi gelar pahlawan nasional, tetapi juga sebagai upaya mendokumentasikan keteladanan beliau untuk generasi mendatang,” kata Ketua Umum Pembina Pimpinan Pusat Muslimat NU itu.

Menurut Khofifah, selama ini kelemahan kita ketika mencari referensi keteladanan sangat sulit karena kita selalu ikhlas sehingga sedikit sekali keteladanan para kiai yang terdokumentasi dan tertulis.

“Karena kita ikhlas, ikhlas, ikhlas,” kata Khofifah.

Menurut dia, KH M Yusuf Hasyim sebagai tokoh sentral NU dan militer santri telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjaga keutuhan bangsa, termasuk keterlibatannya dalam pertempuran 10 November Surabaya dan melawan upaya penguasaan Madiun oleh kekuatan asing.

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: M. Mas'ud Adnan/bangsaonline

Sementara Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto sangat optimistis bahwa KH M Yusuf Hasyim bakal ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Kiai Asep, dari data primer yang diungkap Prof Usep Abdul Matin, Ph.D, dalam buku profil Kiai Muhammad Yusuf Hasyim sangat jelas bahwa kontribusi Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dalam memerdekakan Indonesia sekaligus mempertahankan NKRI sangat jelas dan lengkap.

“Kalau bukan karena peran beliau, mungkin sebagian wilayah Jawa Timur sudah jatuh ke tangan asing, terutama Madiun,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Kiai Asep menegaskan bahwa KH Yusuf Hasyim sebagai tokoh NU sangat berperan strategis baik dalam bidang militer maupun pesantren. Kiai Yusuf Hasyim, ungkap Kiai Asep, sebagai komandan Laskar Hizbullah terlibat langsung dalam perang fisik membebaskan sejumlah wilayah di Jawa Timur.

Karena itu Kiai Asep menyatakan bahwa Kiai Yusuf Hasyim sangat pantas mendapat gelar pahlawan nasional. Apalagi semua tokoh yang hadir dalam seminar pengusulan Kiai Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional di pesantren yang dipimpinnya itu sangat lengkap. Semua tokoh yang hadir mendukung penuh Kiai Muhammad Yusuf Hasyim mendapat anugrah gelar pahlawan nasional.

“Ini sudah lengkap. Ada Ketua TP2GP. Ada Dewan Gelar. Tinggal menyampaikan ke Presiden Prabowo saja,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.

Pantauan BANGSAONLINE di lokasi seminar nasional itu para tokoh yang hadir, antara lain Prof Usep Abdul Matin, Ph.D (Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP), Prof Dr Agus Mulyana (anggota Dewan Gelar), Dr Alfan Alfian (anggota TP2GP), Dr KH Muhamamd Irfan Yusuf (Kepala Badan Penyelenggara Haji), KH Abdul Hakim Mahfudz (Ketua PWNU Jatim dan pengasuh Pesantren Tebuireng), dan Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur).

Juga hadir Nyai Hj Mahfudhah Ali Ubaid (Putri KH Abdul Wahab Hasbullah), Nyai Hj Farida Shalahuddin Wahid (Pesantren Tebuireng), KH Riza Yusuf (putra KH M Yusuf Hasyim), dan Nyai Hj Nurul Aini (putri KH M Yusuf Hasyim).

Tampak juga Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Drs Restu Novi Widiani, MM, Kepala Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur, Dr KH Ahmad Sudjak, Direktur Utama Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya Prof Dr Sita Rosita Sigit Prakoeswa, Kepala Bapedda Jawa Timur Muhammad Yasin, dan Kepala Biro Kesra Jatim Imam Hidayat.

Juga tampak KH Muchlis Muhsin, pengasun Pondok Pesantren Al-Anwar Modung Bangkalan, Prof Dr Abd Halim Soebahar, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah Pemprov Jatim,  Kepala Pencak Silat Tapak Suci PW Muhammadiyah Jatim Dr Achmad Rubaie, Bendahara PAN Jatim Ahmad Fachruddin dan juga Sekjen Jaringan Kiai Santri Nusantara Muhammad Ghofirin.

Lalu bagaimana hasil temuan Prof Usep Abdul Matin, S.Ag, MA (Leiden), MA (Duke), Ph.D, sebagai peneliti dan penulis buku profil KH Muhammad Hasyim?

Silakan ikuti serial tulisan M. Mas’ud Adnan edisi berikutnya (bersambung)