BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Lembaga yang khusus menyoroti tentang ekonomi migas di Kota Ledre, Bojonegoro Institut (BI), meluncurkan sebuah website yang disebut Poverty Resource Center (PRC) atau pusat data kemiskinan di Bojonegoro.
Website PRC ini menyuguhkan data statistik kemiskinan yang telah diolah dalam bentuk peta data.
Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban
Direktur Bojonegoro Institut AW Saiful Huda ketika dikonfirmasi menjelaskan, website PRC ini manfaatnya untuk mempublikasikan data-data kemiskinan dan yang berkaitan dengan kemiskinan. Sehingga, kata dia, dapat memudahkan para pemangku kebijakan untuk membuat, merumuskan, merencanakan, memonitor, sekaligus mengevaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di Bojonegoro.
“Website PRC ini juga bisa diakses dan diunduh datanya oleh siapa saja, masyarakat umum. Dengan begitu, masyarakat juga akan tahu berapa jumlah penduduk di Bojonegoro secara akurat,” ujarnya, Jumat (9/10) siang ini.
Awe, sapaan akrab Saiful Huda, mengungkapkan, website PRC ini merupakan sebuah sistem berbasis teknologi informasi yang dibuat sebagai pusat informasi dan database kemiskinan. Data yang tersedia misalnya mengenai jumlah dan prosentase penduduk miskin di Jawa Timur termasuk di Bojonegoro tahun 2013, data penduduk miskin di Jawa Timur dan Bojonegoro tahun 2012, indeks pembangunan manusia di Jawa Timur dan Bojonegoro tahun 1999, pusat informasi dan data kemiskinan Kabupaten Bojonegoro, mekanisme transparansi tata kelola migas di Kabupaten Bojonegoro, dan lainnya.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades
“Data yang ada di PRC ini akan memudahkan pemangku kebijakan untuk mendesain program pengentasan kemiskinan di Bojonegoro,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, melalui PRC ini pihaknya ingin agar isu kemiskinan di Bojonegoro menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah. Bukan hanya pemerintah saja yang bisa memanfaatkan data ini tetapi perusahaan swasta juga bisa menjadikan data ini untuk terlibat dalam upaya pengentasan kemiskinan di Bojonegoro.
Menurut Awe, kemampuan fiskal Bojonegoro saat ini di atas rata-rata daerah di Jatim. Pada tahun 2015 ini misalnya kemampuan APBD Bojonegoro mencapai Rp3,8 triliun. Penyumbang paling banyak pemasukan bagi daerah adalah dari sektor minyak dan gas bumi (migas).
Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
Data tahun 2012-2014 menunjukkan pendapatan Bojonegoro termasuk tertinggi kelima di Jawa Timur. Kendati demikian, kata dia, menurutSurvei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013, tingkat kemiskinan di Bojonegoro menempati peringkat ke-9 di Jawa Timur.
Susenas 2013 juga menyebut jumlah warga miskin di daerah penghasil minyak dan gas bumi (migas) itu sebanyak 196 ribu jiwa. Kantong kemiskinan, kata dia, paling banyak berada di desa-desa pinggiran hutan dan juga di sekitar ladang migas.
Desa Mojodelik, Gayam, Katur, Bonorejo, Beged, Ngraho, Kecamatan Gayam, misalnya yang merupakan desa penghasil migas Banyu Urip, Blok Cepu, juga tercatat merupakan salah satu desa kantong kemiskinan.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Ajak Masyarakat Dukung Pembangunan dan Jaga Stabilitas Keamanan
Selain itu tingkat kesenjangan atau gini rasio di Bojonegoro juga terus naik. Pada Tahun 2011 sebesar 0,27 persen, tahun 2012 sebesar 0,31 persen dan tahun 2013 sebesar 0,42 persen. Artinya distribusi sumber daya dan basis sosial di Kabupaten Bojonegoro masih belum merata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News