Inilah 5 Warisan Nilai Hadratussyaikh, Gus Rifky: Ada Gak Agama Lain Ajarkan Thaharah

Inilah 5 Warisan Nilai Hadratussyaikh, Gus Rifky: Ada Gak Agama Lain Ajarkan Thaharah Acara Haflah Akhirus Sanah Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (24/6/2025). Foto: M. Mas'ud Adnan/bangsaonline

JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Saya bersama istri, Hj. Maimunah Saroh, mendapat undangan mengikuti Haflah Akhhirus Sanah Pesantren Tebuireng Jombang. Isinya, antara lain, wisuda Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pesantren Tebuireng. 

Saya dapat undangan selaku wali santri dari anak saya yang nomor 4, Muhammad Ababil Adnani (Abil).

Saat itu hari Sabtu, 24 Mei 2025. Besoknya, Ahad, 25 Mei 2025 malam, saya kembali ke Pesantren Tebuireng, – juga bersama istri. Kali ini acara wisuda Takhassus bin-Nadhar. Acara ini adalah penghargaan bagi para santri yang berhasil menyelesaikan program pembelajaran Al-Qur’an dan kitab kuning di bawah naungan Majlis Ilmi Pesantren Tebuireng.

Acara itu dihadiri para kiai dan pimpinan Pesantren Tebuireng. Antara lain, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), pengasuh Pesantren Tebuireng. Selain Gus Kikin juga hadir Ketua Yayasan KH Hasyim Asy’ari, Dr. Ir. Rifky Efendi Hardijanto.

KH Irfan Yusuf Hasyim (Gus Irfan) yang kini menjabat Kepala Badan Penyelenggara Haji juga hadir. Juga hadir KH Muhammad Riza Yusuf (Gus Riza), kakak Gus Irfan. Nyai Farida Shalahuddin Wahid dan KH Abdul Hadi Yusuf, MQ, pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng.

Juga hadir Ir Abd Ghofar, Sekretaris Umum Pesantren Tebuireng dan Mudir bidang pendidikan Khusnadi.

Pidato sambutan Dr. Ir. Rifky Efendi Hardijanto cukup menarik. Menurut Gus Rifky, Hadratusyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari mewariskan 5 nilai.

“Nilai keikhlasan, nilai kejujuran, nilai tanggungjawab, nilai kerja keras dan nilai tasamuh atau toleran,” kata alumnus Insitut Sepuluh November (ITS) yang berkarir di Pertamina itu.

Gus Rifky menyatakan bahwa bangsa Indonesia mengalami problem karakter. Mengutip pernyataan KH Ir Shalahuddin Wahid (Gus Sholah) pengasuh pesantren Tebuireng sebelum Gus Kikin, Gus Rifky mengatakan bahwa lembaga pendidikan di Indonesia lebih banyak transfer ilmu ketimbang mendidikan karakter anak didik.

Akibatnya bangsa Indonesia mengalami problem karakter. Gus Rifky memberi contoh masyarakat kita malas antri. Tidak disiplin.

“Bahkan ada orang merokok di bawah tulisan dilarang merokok,” ujar Gus Rifky.

Menurut dia, problem karakter ini harus diatasi sejak dari pesantren. Sebab pesantren merupakan lembaga pendidikan yang kaya nilai serta representasi atau pengejewantahan ajaran Islam.

Gus Rifky memberi contoh soal akhlak yang ditekankan di pesantren. Juga kejujuran.

“Pesantren menonjolkan (pendidikan) karakter,” katanya.

Begitu juga soal kebersihan. Pesantren seharusnya menjadi pelopor. Karena hanya Islam yang mengajarkan kebersihan.

“Ada gak agama lain yang mengajarkan thaharah (bersuci-Red). Ini berarti mengajarkan kebersihan,” kata Gus Rifky.

Karena itu, menurut Gus Rifky, karakter itu harus dimulai dari pesantren. Menurut dia, Pesantren Tebuireng sampai saat ini masih menjadi sentral nilai yang dianut atau diikuti masyarakat, termasuk lembaga pendidikan lain.