Demo Tuntut Mundur Bupati Pati Ricuh, 34 Luka, Massa Bawa 5 Tuntutan

Demo Tuntut Mundur Bupati Pati Ricuh, 34 Luka, Massa Bawa 5 Tuntutan Puluhan ribu massa saat aksi demo di depan kantor Bupati Pati Sudewo berujung ricuh, Rabu (13/8/2025). Foto: Tempo

PATI, BANGSAONLINE.com – Aksi demonstrasi warga Pati Jawa Tengah di pintu masuk pendopo yang menuntut Bupati Sudewo mundur berujung rusuh, Rabu (13/8/2025). Kerusuhan itu pecah setelah aparat polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Para pendemo marah. Mereka bahkan membakar mobil provos milik Polres Grobogan.

Bentrok massa dengan aparat kepolisian itu berlangsung cukup seru. Kemarahan massa tampak klimak sehingga nyaris merobohkan gerbang Pendopo Pati.

Bupati Sudewo sempat muncul. Dia menaiki kendaraan taktis atau rantis milik polisi. Sudewo yang mengenakan kemeja putih dan songkok hitam keluar lewat pintu kap atas mobil yang mirip tank tersebut. Mobil itu bergerak hingga halaman kantor Bupati Pati.

BACA JUGA:

Sudewo menyapa pengunjuk rasa menggunakan pengeras suara.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata politikus Partai Gerindra itu dikutip Tempo.

Namun massa malah marah. Mereka melempari Sudewo dengan sandal dan air mnineral.

Jumlah massa sangat besar. Tampaknya mereka sengaja untuk memenuhi tantangan Bupati Pati Sudewo yang dengan lantang mengatakan tak gentar meski massa demo mencapai 50 ribu. Sebelum aksi rusuh pecah Sudewo sempat minta maaf dan berusaha menemui massa. Tapi massa menolak mentah-mentah. Bahkan massa yang meneriakkan yel-yel “Bupati Harus Lengser” dan “Turun Sudewo Sekarang juga” melempari Sudewo dengan sandal.

Dialansir merdeka.com, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto mengungkapkan sebanyak 34 orang mengalami luka-luka dalam aksi unjuk rasa yang dipicu oleh kebijakan Bupati Sudewo menaikan PBB 250 % itu. Rinciannya, tujuh orang dari aparat kepolisian, sebanyak 27 dari massa.

Namun ia membantah ada korban meninggal.

"Tidak benar, nihil yang meninggal, tersebut berita tidak dapat dipercaya," tutur Artanto saat dikonfirmasi, Rabu (13/8).

Sementara Bupati Pati Sudewo mengaku memaklumi dirinya dilempari botol dan sandal saat mencoba menemui masyarakat dalam aksi demostrasi itu. Ia mengaku memahami emosi warga yang hadir sehingga situasi sulit dikendalikan sepenuhnya.

"Ya, kami bisa memahami emosi mereka karena orang banyak kan, tidak mungkin bisa terkendali secara keseluruhan. Tapi yang terpenting ini sudah berjalan, nanti ke depannya akan saya perbaiki segala sesuatunya," ujar Sudewo di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Rabu (13/8).

“Ini merupakan proses pembelajaran bagi saya karena juga baru saja beberapa bulan menjabat sebagai bupati. Masih banyak kekurangan, masih banyak kelemahan yang harus kami benahi," tambahnya.

5 TUNTUTAN MASSA

Aksi massa itu yang semula berpusat di pintu gerbang pendopo kemudian meluas. Sebelumnya, emak-emak sambil bawa anak juga ikut demo. Mereka mengira demo di Pendopo Kabupaten Pati tersebut berlangsung damai. Saat kepanikan terjadi, banyak balita dan anak-anak pingsan.

Massa tampaknya sudah tak mau kompromi. Ahmad Husen, inisiator, dan Syaiful Ayubi sebagai orator demo menyatakan bahwa Bupati Pati Sudewo perlu dilengserkan dari jabatannya karena bersikap arogan. Warga juga diajak bertahan hingga malam hari sebelum tuntutannya mendapat respons dari pemerintah.

"Kita datang 50.000 orang bahkan lebih,” kata seseorang pendemo melalui pengeras suara.

Inilah 5 tuntutan massa di Pati:

Menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatan.

Menolak penerapan lima hari sekolah.

Menolak renovasi Alun-alun Pati dengan anggaran Rp2 miliar.

Menolak pembongkaran total Masjid Alun-alun Pati yang bersejarah.

Menolak proyek videotron senilai Rp1,39 miliar.