Curanmor di Surabaya, Pelaku Terekam CCTV Kampung

Curanmor di Surabaya, Pelaku Terekam CCTV Kampung Rekaman CCTV curanmor atau pencurian kendaraan bermotor di Surabaya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Keamanan lingkungan tidak selalu menjamin bebas dari tindak pencurian kendaraan bermotor, meski kampung memiliki portal dan ramai pendatang. Hal tersebut dialami Henvita Wijaya (23), karyawan jasa pelayaran asal Pesantren, Kota Kediri, yang kos di Jalan Ngemplak Gang 1 No.34, Surabaya.

Kendaraan jenis Honda Beat putih miliknya dengan nomor polisi AG 5844 AAO dilaporkan hilang pada Minggu (17/8/2025) sekitar pukul 19.30 WIB. Motor itu diparkir di depan rumah kos, dan diketahui raib setelah korban kembali dari Kediri.

“Seperti biasa motor saya parkir depan rumah kos. Pada hari Sabtu saya pulang ke Kediri, kembali ke Surabaya pada hari Minggu. Sore hari saya lihat motor masih ada. Dan saya diberi tahu teman sesama kos sekitar pukul 22.00 WIB bahwa motor saya telah raib,” keluhnya, Senin (18/8/2025).

Setelah mengetahui motornya hilang, Henvita segera melapor ke ibu kos dan memeriksa rekaman CCTV milik warung Soto Cak To yang berada di samping kos.

“Saya lihat CCTV dan pada pukul 19.30 WIB pelaku pencurian menggunakan baju sweter warna krem dan bertopi, menuntun motor saya keluar gang kampung. Ternyata ada temannya pelaku yang menunggu di depan pagar portal kampung dengan ciri-ciri baju sweter hitam,” ucapnya.

Dari dua rekaman CCTV (sisi dalam kampung dan sisi jalan raya) teridentifikasi 2 pelaku. Pemetik motor berperawakan sedang dengan tinggi sekitar 167 cm, sedangkan joki berbadan kurus agak pendek, mengendarai Honda Beat hitam bernopol W 2704 XN.

Henvita telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Genteng pada siang tadi dengan nomor laporan STTLP /129/VIII/2025/Reskrim/Polrestabes Surabaya/Polsek Genteng.

“Saya merantau di Surabaya selama 2 tahun dan motor itu satu-satunya harta saya. Motor sudah lunas dari angsuran sehingga tidak bisa saya klaim asuransi kehilangan,” harapnya.

Sementara itu, YN, pedagang kaki lima yang biasa berjualan di depan pagar kampung Ngemplak Gang 1, memberikan keterangan bahwa pagar kampung memang ditutup pukul 22.00 WIB, namun tidak dijaga.

“Kalau siang dan sore, motor pembeli soto Cak To meluber sampai ke depan rumah kos No.34, jadi tidak ada perbedaan antara motor anak kos dengan pembeli,” ujarnya.

Disebutkan pula olehnya, kampung yang menjadi sasaran maling kini dulu sempat difasilitasi petugas keamanan, namun kini sudah tidak ada lagi.

“Kalau dulu ada hansip ya, entah tiba-tiba nggak ada lagi,” imbuhnya. (rus/mar)