
KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan media massa sebagai mitra strategis dalam mendukung pelaksanaan tugas pengawasan industri jasa keuangan dan pelindungan konsumen.
Sebagai wujud upaya tersebut, OJK Kediri menggelar kegiatan Media Gathering dengan tema, 'Peran Sektor Jasa Keuangan Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur' yang berlokasi di Surabaya dan Madura pada tanggal 29 s.d. 30 September 2025.
Kegiatan Media Gathering juga dihadiri oleh oleh Horas V.M. Tarihoran, Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Kantor OJK Provinsi Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Horas memaparkan materi 'Peran Sektor Jasa Keuangan Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur'.
Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri, menegaskan pentingnya kemitraan dengan media sebagai mitra strategis dalam memperluas literasi dan inklusi keuangan, memperkuat pelindungan konsumen, serta menjaga stabilitas industri jasa keuangan di Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Ismirani juga memaparkan bahwa kinerja industri jasa keuangan di wilayah kerja OJK Kediri tidak terlepas dari dukungan dan sinergi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, maupun masyarakat.
"OJK Kediri berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas sektor jasa keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Kami juga akan memperkuat literasi dan inklusi keuangan, meningkatkan pelindungan konsumen, serta mendukung konsolidasi industri jasa keuangan, khususnya BPR/BPRS sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, keberadaan industri jasa keuangan dapat memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat," kata Ismirani, Selasa (30/92/2025).
Menurut Ismirani, sampai dengan posisi Juni 2025, penyaluran kredit perbankan di wilayah OJK Kediri tumbuh 0,86 persen (YoY) menjadi sebesar Rp86,16 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 63,01 persen dari total kredit.
"Pertumbuhan kredit melambat dibanding periode sebelumnya, dipengaruhi penurunan kredit pada sektor Industri Pengolahan sebesar negatif 37,12% (YoY),"terangnya.
Dijelaskan Ismirani, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 2,97 persen (YoY) menjadi sebesar Rp105,49 triliun. Berdasarkan jenisnya, porsi DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 64,30 persen dan 26,19 persen.
Industri BPR/BPRS mengalami perlambatan dengan penyaluran kredit turun sebesar 14,56 persen (YoY) menjadi sebesar Rp3,26 triliun, sedangkan Dana Pihak Ketiga turun sebesar 14,40 persen (YoY) menjadi sebesar Rp3,07 triliun.
Penurunan ini, lanjut Ismirani , dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah entitas BPR/BPRS dari 69 pada Juni 2024 menjadi 66 pada Juni 2025 akibat relokasi Kantor Pusat keluar wilayah kerja OJK Kediri, dan self liquidation.
Meski demikian, permodalan BPR/BPRS tetap solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 52,49 persen, tingkat ketersediaan likuiditas memadai dengan cash ratio sebesar 19,55 persen dan rasio LDR/FDR sebesar 101,82 persen.
Masih menurut Ismirani, Inklusi Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri terus menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) yang mencapai 17,98 persen (YoY) menjadi 446.700 SID.
Outstanding piutang Perusahaan Pembiayaan di wilayah OJK Kediri posisi Juni 2025 mencapai Rp6,84 triliun atau tumbuh sebesar 3,46 persen (YoY). Rasio Non Performing Financing (NPF) gross sebesar 4,32 persen, sedikit meningkat dibandingkan periode Juni 2024 sebesar 4,22 persen.
Sementara kinerja Perusahaan Pergadaian menunjukkan peningkatan signifikan, dengan aset tumbuh sebesar 255,36 persen (YoY) menjadi Rp7,79 miliar dan pinjaman yang disalurkan tumbuh sebesar 177,84 persen (YoY) menjadi Rp1,43 miliar.
Peningkatan ini didorong oleh 2 perusahaan pergadaian yang memperoleh izin usaha di awal tahun 2025.
Total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri pada posisi triwulan 2, 2025 meningkat sebesar 2,97 persen (YoY dari Quartal 2, 2024) menjadi sebesar Rp122,17 miliar. Penyaluran pembiayaan juga meningkat sebesar 7,13 persen (YoY dari quartal 2 2024) menjadi sebesar Rp80,59 miliar.
Ismirani juga menyinggung terkait layanan konsumen. Menurutnya, hingga 31 Agustus 2025, OJK Kediri telah menerima sebanyak 974 layanan konsumen yang terdiri dari 534 surat pengaduan dan 440 permintaan konsultasi dan/atau informasi, baik melalui tatap muka (walk in) maupun telepon.
"Selain itu permintaan SLIK yang diterima dan diselesaikan mencapai 6.519 layanan, mayoritas diajukan secara langsung (walk in),"tutup Ismirani Saputrii. (uji/van)