Paparkan Pengembangan Kampus dan Potensi Prodi Baru, Rektor UIN Madura Diskusi dengan Wartawan

Paparkan Pengembangan Kampus dan Potensi Prodi Baru, Rektor UIN Madura Diskusi dengan Wartawan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Madura, Prof. Dr. Saiful Hadi, M.Ag., menyampaikan saat pertemuan dengan wartawan.

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Madura, Prof. Dr. Saiful Hadi, M.Ag., menggelar pertemuan dengan sejumlah wartawan di Hotel Cahaya Berlian, Jalan Raya Panglegur, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Rabu (1/10/2025) kemarin.

Dalam forum yang berlangsung hangat tersebut, Saiful Hadi memaparkan arah pengembangan riset dan inovasi kampus, khususnya terkait penjajakan dan kajian geografi yang dapat mendukung penelitian tanaman obat melalui pendekatan studi etnobotani.

Menurutnya, penguatan riset berbasis kearifan lokal Madura perlu dikembangkan secara serius agar dapat memberikan kontribusi nyata, tidak hanya bagi dunia akademik, tetapi juga bagi masyarakat.

“Madura memiliki kekayaan hayati yang luar biasa. Melalui kajian etnobotani, kita bisa memetakan potensi tanaman obat sekaligus melestarikan tradisi pengetahuan lokal yang selama ini diwariskan masyarakat,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).

Ia menjelaskan, kajian tersebut berpotensi besar untuk melahirkan program studi (prodi) baru di lingkungan UIN Madura. Rencana ini akan dikaitkan dengan konsep Asta Helix Heutagogi Taneyan Lanjhang, yakni model pengembangan pendidikan tinggi yang berbasis kolaborasi delapan unsur pentahelix yang diperluas, dengan semangat kemandirian dan pembelajaran sepanjang hayat.

“Program studi baru nanti tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga aplikatif dengan melibatkan masyarakat, pesantren, pemerintah, hingga dunia industri. Harapannya, UIN Madura bisa menjadi pusat kajian etnobotani dan tanaman obat yang memberi manfaat luas,” jelasnya.

Konsep tersebut dinilai selaras dengan Asta Cita yang menjadi cita-cita mulia Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

“Ini bukan kebetulan dan konsep ini bukan sekadar paparan akademik semata, tapi gagasan ini hadir sebagai jembatan antara tradisi dan inovasi,” ungkapnya.

“Konsep Taneyan Lanjhang merupakan model pemukiman tradisional Madura, yang sarat akan makna dan menjadi titik tolak filosofis dan menjadi gambaran tentang struktur sosial, nilai, dan kebersamaan, serta dapat menjadi fondasi kokoh bagi pengembangan ilmu pengetahuan,” tegasnya.

Karena itu, pihaknya mencoba mendalami beragam produk kuat yang dinilai cukup potensial untuk dikembangkan, sekaligus diwujudkan melalui studi tertentu.

“Kami ingin memiliki ciri khas dan menjadi pembeda yang memungkinkan terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat Madura,” sambung Saiful Hadi.

“Kami rasa ada potensi geografi tanaman potensial obat yang dapat kita jadikan sebagai gambaran dasar, seperti yang kita dapat melalui kerjasama internasional yang menawarkan beragam model pembelajaran obat herbal China, dan hal ini kami pikir bisa diadaptasi,” jelasnya.

Terlebih selama ini, terdapat beragam produk yang dapat dijadikan pembelajaran penting untuk menatap masa depan yang lebih baik.

“Karena bagaimanapun, saat ini UIN Madura komitmen untuk mengintegrasikan nilai melalui slogan religius, kompetitif dan kolaborasi,” harapnya.

Dalam diskusi tersebut, Rektor UIN juga mengungkapkan, bahwa peralihan status dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura ke Universitas Islam Negeri (UIN) Madura menjadi tanggung jawab besar bagi institusi yang kini ia pimpin.

Perubahan tersebut tidak hanya menandai capaian administratif, tetapi juga membuka pintu tantangan baru dalam meningkatkan mutu, layanan, serta memperluas akses pendidikan bagi masyarakat.

“Perubahan status ini menjadi aspirasi pemerintah yang mengakui perjalanan panjang IAIN Madura menjadi UIN Madura pada tanggal 8 Mei 2025,” katanya.

Syaiful menambahkan, tahun 2025 menjadi momen istimewa, yang patut diapresiasi oleh masyarakat Madura, Indonesia, bahkan komunitas internasional.

Perjalanan panjang institusi tersebut, yang semula hanya titipan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1970-an, kini menjadi universitas yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya di Madura.

“Dengan status baru yang kita sandang, kami dituntut tidak hanya fokus pada studi keagamaan, tetapi juga mengembangkan ilmu umum seperti teknologi, sains, engineering, dan matematik,” tambahnya.

Saiful mengakui, bahwa pencapaian ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya peran strategis insan pers yang turut mengawal, hingga saat ini menjadi UIN Madura.

Dalam rangka mempersiapkan lulusan terbaik menyambut Indonesia emas 2045, UIN Madura kini mengusung visi besar melalui falsafah pengembangan keilmuan teneyan lanjang.

Visi tersebut merupakan sebuah pendekatan khas Madura yang diharapkan menjadi pijakan dalam membangun paradigma akademik, serta dapat membawa UIN Madura semakin berjaya.

“Kami bahkan telah menyusun buku tentang falsafah itu sebagai bentuk ikhtiar kami membawa perubahan besar untuk kampus tercinta,” tutupnya.

Rektor juga memberikan apresiasi kepada insan pers yang dianggap memiliki peran strategis dalam mengawal perjalanan UIN Madura hingga mencapai status universitas.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa pada 3-5 Oktober 2025, tim asesor akan hadir untuk melakukan proses akreditasi kampus.

“Harapan kami tentu mendapat nilai maksimal, agar UIN Madura semakin kokoh dalam menjawab tantangan ke depan,” pungkasnya. (dim/rev)

Ket Foto: Rektor UIN Madura, Saiful Hadi (pegang mic) bersama Ketua Senat UIN Madura, Achmad Muhlis di Pamekasan, Rabu (1/10/2025).