GRESIK, BANGSAONLINE.com - Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, melakukan kunjungan ke sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Madiun dan Jombang. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan teknologi dan kualitas pupuk menyambut musim tanam Oktober–Maret (Okmar) 2025–2026.
Di Madiun, Daconi meninjau penerapan teknologi Petro Spring dalam program Makmur Petrokimia Gresik yang diterapkan di dua titik budidaya, yakni Desa Tiron dan Banjarsari, dengan total lahan seluas 10 hektare. Salah satu teknologi yang digunakan adalah pemupukan dengan drone, yang terbukti lebih efisien dibanding metode manual.
“Penggunaan teknologi pada sektor pertanian saat ini merupakan keniscayaan. Generasi muda sangat akrab dengan teknologi, sehingga akan menarik minat untuk aktif memajukan pertanian Tanah Air di masa mendatang. Penggunaan teknologi juga mampu meningkatkan produktivitas melalui budidaya yang efektif dan efisien,” paparnya, Rabu (8/10/2025).
Ia menjelaskan, pemupukan manual di lahan 10 hektare membutuhkan 12 tenaga kerja selama 4 hari dengan biaya Rp7 juta. Sementara dengan drone, hanya dibutuhkan 2 orang selama 8 jam dengan biaya Rp6 juta.
“Budidaya yang efektif dan efisien ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani. Biaya operasional berkurang, waktu kerja lebih singkat, dan hasil lebih optimal. Kami berharap penerapan teknologi Petro Spring dapat terus diduplikasi dan menjadi contoh bagi petani di wilayah lain,” ujarnya.
Di Jombang, Daconi mengunjungi mitra Petroganik untuk memastikan kualitas pupuk organik yang diproduksi sesuai standar. Ia menekankan pentingnya pupuk organik dalam menjaga kesuburan tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan.
“Kita tahu saat ini Petroganik menjadi salah satu pupuk bersubsidi. Dengan kualitas terjaga, pupuk organik ini mampu memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah untuk jangka yang panjang,” tuturnya.
Ditegaskan olehnya bahwa masa depan pertanian Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi modern, tetapi juga pada pengelolaan kesuburan tanah secara alami.
“Kombinasi antara teknologi dan kesuburan tanah yang terjaga akan menghasilkan pertanian yang tangguh dan produktif, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam menjaga swasembada pangan nasional,” pungkasnya. (hud/mar)