
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tim DVI Polda Jatim kembali berhasil mengidentifikasi 2 jenazah korban ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. Hingga Minggu (12/10/2025) malam, total 53 korban telah teridentifikasi dari 67 kantong jenazah yang diterima.
Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol M. Kusnan Marzuki, menyampaikan bahwa dua korban terbaru yang berhasil diidentifikasi adalah Ach. Haikal Fadil Alfatih (12) dan Syamsul Arifin (18), keduanya warga Bangkalan.
“Ach. Haikal teridentifikasi melalui pemeriksaan DNA dan medis, sementara Syamsul melalui kombinasi DNA, medis, dan properti kepemilikan,” ucapnya saat konferensi pers.
Dari 63 laporan orang hilang yang masuk, masih terdapat 10 korban yang belum teridentifikasi. Sementara itu, 11 kantong jenazah masih berada di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lanjutan.
DNA dari jenazah-jenazah tersebut telah dikirim ke Jakarta untuk pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Kusnan menegaskan, Tim DVI Polda Jatim terus berupaya mempercepat proses identifikasi agar keluarga korban segera mendapatkan kepastian.
“Harapan kami, segera semua teridentifikasi sehingga keluarga korban bisa mengetahui siapa anggota keluarganya,” tuturnya.
Sementara itu, Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidayati, menyebut proses identifikasi body part masih menghadapi tantangan besar. Kondisi tubuh korban yang tidak utuh dan minim tanda-tanda khas membuat tim hanya bisa mengandalkan pemeriksaan DNA.
“Kesulitannya mengidentifikasi body part itu karena posisinya tidak lengkap dan tidak ada tanda-tanda khusus pada bagian tubuh yang ada. Sehingga kami hanya bisa bergantung pada pemeriksaan DNA,” ujarnya.
Ia menambahkan, pencocokan DNA antara bagian tubuh yang terpisah dengan tubuh utama memerlukan ketelitian tinggi.
“Seperti sebelumnya, ada body part yang baru bisa teridentifikasi dua hari lebih lambat dari tubuh utamanya. Nah, kondisi seperti ini juga kami temui saat ini, dan masih menunggu hasil pemeriksaan DNA di laboratorium,” imbuhnya.
Proses identifikasi masih terus dilakukan secara intensif oleh tim gabungan RS Bhayangkara Polda Jatim, Pusdokkes Polri, Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), serta berbagai instansi terkait. Seluruh tahapan dilakukan dengan mengutamakan ketelitian ilmiah dan empati terhadap keluarga korban. (rus/mar)