Penadah Utama asal Madura Diburu Polisi, Tersangka Ngaku Sempat Lolos karena Kenal Wartawan

Penadah Utama asal Madura Diburu Polisi, Tersangka Ngaku Sempat Lolos karena Kenal Wartawan AR, salah satu penadah yang diamankan Polsek Sukolilo

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Polsek Sukolilo kini memburu penadah lain hasil curanmor yang dilakukan oleh tersangka MJR alias Robot.

Robot ditangkap anggota Reskrim Polsek Sukolilo pada 8 Oktober 2025 di rumahnya, Jalan Wonosari, Surabaya.

Saat hendak diamankan, Robot mencoba kabur melalui jendela kamar. 

Petugas kemudian melumpuhkannya dengan tindakan tegas dan terukur di bagian kaki.

Usai penangkapan, penyidik melakukan pengembangan untuk memburu penadah motor hasil curian.

“Kalau kami tidak cepat menindak pelaku pencurian, maka penadah hasil kejahatan juga sulit ditangkap,” ujar Kanit Reskrim Polsek Sukolilo, Iptu Adjie Rizky, Jumat (17/10/2025).

Berdasarkan keterangan Robot, polisi berhasil menangkap seorang penadah bernama AR alias Rozaq (40), warga Sidotopo Gang II, Surabaya. Rozaq ditangkap di sebuah warung kopi di sekitar rumahnya.

Penangkapan tersebut merupakan hasil pengembangan dari pemeriksaan terhadap Robot.

“Menurut pengakuan Robot, beberapa motor hasil curian dijual kepada penadah bernama Rozaq alias AR. Meskipun AR hanya berperan sebagai perantara kepada penadah utama, secara hukum ia tetap dikategorikan sebagai pihak yang memudahkan tindak kejahatan untuk memperoleh keuntungan,” jelas Iptu Adjie Rizky.

Rozaq diketahui merupakan orang pertama yang dihubungi Robot setiap kali menjual motor hasil curian.

Ia bertugas mencarikan pembeli atau penadah lain yang bersedia membeli kendaraan curian tersebut.

“Saya hanya mencarikan pembeli motor hasil curian dari Doni alias Robot. Saya tahu bahwa motor itu hasil curian. Penadah utama yang saya percayai ada dua orang,” ujar Rozaq, Jumat (17/10/2025).

Rozaq juga mengungkapkan kerja samanya dengan Robot dalam pembagian keuntungan hasil penjualan motor curian. 

Dua penadah utama yang biasa bertransaksi dengannya diketahui berasal dari Kabupaten Sumenep, Madura.

Setidaknya, sudah enam unit motor hasil curian yang dijual melalui jaringan tersebut.

“Setelah Robot berhasil mencuri, dia menghubungi saya lewat telepon. Ia menjelaskan jenis motor hasil curian, lalu saya tawarkan ke penadah. Kalau penadah setuju membeli, saya mendapat tambahan uang antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per unit,” ungkap Rozaq.

Untuk menghindari penangkapan, Rozaq mengaku kerap bergaul dengan sejumlah wartawan agar mendapatkan informasi mengenai operasi kepolisian.

Ia sering nongkrong di warung kopi bersama beberapa jurnalis di kawasan Surabaya Utara dan Surabaya Tengah.

“Saya kenal dengan beberapa wartawan, kalau tidak salah dari media online yang namanya mirip dengan media televisi. Kadang saya nongkrong bareng mereka. Tujuannya biar dapat informasi soal razia atau penangkapan, supaya bisa antisipasi,” ungkapnya sembari tertunduk (rus/van)